RADARRIAUNET.COM: Perum Bulog memastikan 20.000 ton beras yang mengalami penurunan mutu dan terancam busuk akan tetap dijual. Caranya melalui lelang dan dibuka untuk siapa saja. Stok tersebut merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang sudah disimpan lebih dari empat bulan.
Pemanfaatan 20.000 ton beras Bulog, antara lain dijual dengan harga murah jika dinyatakan masih layak konsumsi. Lalu, dialihfungsikan menjadi tepung atau pakan ternak. Terakhir jika memang tak layak konsumsi maka beras tersebut dapat diolah jadi ethanol.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan pihaknya akan menunggu kepastian dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait dengan selisih harga beras yang dijual oleh Bulog.
"Karena ini berkaitan dengan selisih harga. Ini kan CBP (cadangan beras pemerintah), jadi ini yang tadinya harganya Rp 8.000, kita jual jadi Rp 5.000, nah kekurangannya Rp 3.000, itu yang menanggung Menteri Keuangan," kata Buwas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, sebagaimana dilansir detik.com, Rabu (4/12).
Harga jual beras Bulog akan semakin murah jika hasil rekomendasi dari BPOM dan Kementerian Pertanian menunjukkan hanya boleh untuk ethanol. Sehingga, biaya selisih yang ditanggung Sri Mulyani menjadi lebih besar.
"Yang jadi masalah kan itu, kan nanti ada yang dijadikan ethanol, itu nanti nilainya lebih jauh lagi, kalau tidak salah hanya dapat penawaran Rp1.800 per kilogram. Jadi tidak banyak, tapi selisih harga itu (dari Rp8 ribu) itu nanti Menteri Keuangan," jelas dia.
Hingga saat ini, Bulog masih menunggu hasil pengecekan dari laboratorium, BPOM, dan juga rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan). Hasil tersebut nantinya akan menentukan 20.000 ton beras Bulog akan dijual berdasarkan alternatif yang mana.
Setelah itu, Buwas mengaku akan menyampaikan laporan penjualan kepada Menteri Keuangan untuk menentukan selisih yang harus dibayarkan pemerintah kepada Bulog."Ya nanti, kami laporkan dulu secara detail, akan dihitung oleh Ibu Menteri Keuangan berapa nilainya dan yang akan dialokasikan," ujarnya.
Mendag cari solusi
Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembahasan mengenai langkah akhir pemerintah dalam mengatasi CBP yang terancam busuk itu.
"Ini 20.000 ton sudah agak lama ya. Kita akan evaluasi, kemungkinan hari ini juga ada rapat terbatas mengenai hal tersebut. Mudah-mudahan kita dapatkan solusinya masalah beras ini," terang Agus usai menghadiri Penghargaan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/12).
Mengenai kebijakan melelang beras tersebut yang diinisiasi Perum Bulog, pihaknya akan membahas terlebih dahulu."Nanti, ini belum diputuskan dalam kebijakan. Kita kan nggak sendiri, tidak bisa perdagangan memutuskan kebijakan, tidak. Kita perlu konsultasi kebijakan karena sebagai tim," paparnya.
Agus mengatakan, pihaknya pun akan melihat terlebih dahulu kondisi detailnya seperti apa, akan saya lihat. Nanti mungkin ada beberapa pertemuan atau rapat yang sekiranya membahas soal ini," pungkas Agus.
Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, ada beberapa skema untuk penggunaan beras turun mutu tersebut tanpa harus dimusnahkan.
Terdapat empat alternatif pemanfaatan beras tersebut, di antaranya dijual dengan harga murah jika dinyatakan masih layak konsumsi. Lalu, dialihfungsikan menjadi tepung atau pakan ternak. Terakhir jika memang tak layak konsumsi maka beras tersebut dapat diolah jadi ethanol.
Buwas menjelaskan, mekanisme di atas dapat dilakukan dengan lelang. Nantinya, pemenang lelang yang akan memproses pengalihan fungsi tersebut."Akan dilelang terserah mau jadi apa nanti. Misalnya dia lelang mau jadi tepung, ya tapi harus jadi tepung. Lelang jadi pakan ya harus jadi pakan," terang Buwas.
RR/dtc/zet