RADARRIAUNET.COM: Zaman sekarang, kunang-kunang sudah jadi hewan yang langka. Tapi traveler masih bisa berjumpa serangga bercahaya ini di Bintan. Penasaran? Anda seorang yang suka anti mainstream? Jika iya, ayo coba wisata Bintan Mangrove di Sungai Sebong, Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Menyusuri Bintan Mangrove ini dilakukan malam hari karena Anda akan dibawa menikmati kunang-kunang yang berkelap-kelip indah di malam hari. Untuk menyusuri hutan mangrove sepanjang kurang lebih 8 kilometer ini kita harus menaiki boat. Naiknya di dermaga khusus yang berada dekat pujasera kawasan wisata Lagoi.
Di sani kita harus mendaftarkan nama serta mendapatkan life jacket. Meskipun malam hari, namun penikmat wisata ini lumayan ramai lho. Nah jika sedang ramai,sambil menunggu giliran atau menunggu boat yang menurunkan wisatawan, kita bisa membeli souvenir atau sekedar melihat-lihat.
Oke, saatnya menyusuri Sungai Sebong dengan boat atau perahu mesin. Boat ini tidak dilengkapi lampu layaknya mobil. Jadi tekong atau yang mengemudikan bawa boat ini hanya menggunakan mata telanjang plus sinar rembulan.
Kalaupun sesekali ia menghidupkan lampu kecil itu untuk melihat alur atau memberi tanda ke boat lain di depan. Jadi bagi yang pertamakali tentu deg-degan tapi juga salut dengan tekongnya yang lihai membawa boat di kegelapan malam.
Selama perjalanan kita akan melihat ada tempat Spa yang berada di atas sungai. Jadi turis yang mau Spa harus diantar jemput dengan boat. Ada juga rumah-rumah masyarakat lokal yang hidup di atas rumah panggung.
Sekitar 20 menit perjalanan kita sampai di kawasan yang katanya merupakan banyak kunang-kunang di sana. Tekong mematikan mesin boatnya dan penumpang boat diminta melihat ke arah pepohonan. Supaya kunang-kunangnya lebih banyak muncul dan bercahaya, asisten tekong menyiramkan air dan tampak berterbangan dan mengeluarkan cahaya.
Seru sekali karena kunang-kunangnya bertebangan di atas kepala dan seolah-olah mengajak bermain. Kunang-kunang ini akan makin banyak terlihat di bakau yang rimbun. Namun jangan terlalu mendekat karena dikhawatirkan hewan bakau lainnya seperti ular bisa terganggu.
Wisata menyaksikan kunang-kunang ini hanya bisa dinikmati dengan mata tanpa bisa mengabadikannya. Sebab kamera handphone tidak bisa menangkap cahaya kunang-kunang yang hanya berupa titik-titik terang di layar. Jadi cukup nikmati dengan mata sepuasnya dan simpan dalam memori.
RR/DTK