RADAR BISNIS - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan realisasi dividen yang disetorkan perusahaan pelat merah ke kas negara sampai dengan Agustus 2015 mencapai Rp 32,13 triliun atau 87 persen dari target Rp 36,95 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
“Penentuan dividen memperhatikan tingkat laba perusahan serta kemampuan cash flowperusahaan dalam beberapa kasus ada perusahan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi namun bermasalah dalam hal likuiditas,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno ketika ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Kamis (3/9).
Menurutnya, BUMN non perbankan tercatat menyetor dividen sekitar Rp 23,25 triliun atau sudah 82,4 persen dari target Rp 28,2 triliun. Sementara untuk bank-bank BUMN telah menyumbang Rp 8,88 triliun atau 101 persen dari target Rp 8,75 triliun.
“Kami berharap bahwa dividen untuk tahun 2015 akan kami penuhi sebelum penutupan anggaran 2015,” tutur Rini.
•
Untuk 2016, lanjut Rini, Kementerian BUMN mengusulkan target dividen BUMN sebesar Rp 31,16 triliun. Rencana target tersebut telah memperhitungkan dividen saham PT Krakatau Steel Tbk sebesar Rp 956 miliar, yang merupakan pendapatan non tunai dan bersifat in-outdengan pembiayaan dalam RAPBN 2016. Adapun dividen yang berasal dari BUMN non keuangan sebesar Rp 22,911 triliun dan perbankan sebesar Rp 8,25 triliun.
“Secara umum, kebijakan penetapan dividen BUMN tahun 2016 diprioritaskan untuk meningkatkan laba ditahan dalam rangka memperkuat struktur permodalan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung peran BUMN sebagai agent of development,” ujarnya.
Dalam kebijakan pencapaian target dividen 2016, besaran payout ratio dividen BUMN yang menjalankan proyek-proyek infrastruktur yang diusulkan maksimal 25 persen sedangkan payout ratio dividen BUMN perbankan untuk mendukung pembiayaan BUMN-BUMN yang menjalankan proyek-proyek strategis diusulkan maksimal sebesar 25 persen. Selanjutnya, payout ratio dividen BUMN yang punya likuiditas yang cukup diusulkan sebesar 40 persen.
(ags/gen/fn)