Jakarta: Sejumlah badan intelijen Korea Selatan mendeteksi indikasi bahwa Korea Utara berupaya mengaktifkan kembali situs peluncuran rudal yang sempat mereka tutup setelah Kim Jong-un bertemu untuk pertama kalinya dengan Presiden Donald Trump tahun lalu.
Mengutip sejumlah sumber dari Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS), Yonhap melaporkan bahwa Korut berupaya mengaktifkan kembali Tongchang-ri tersebut dengan membuka atap dan pintu situs itu.
Sebagaimana disitat CNN Indonesia, Yonhap tak menjabarkan lebih jauh waktu pasti pergerakan ini terdeteksi.
Namun, Korut dilaporkan sudah sempat menutup situs ini setelah bertemu untuk pertama kalinya dengan Trump pada Juni 2018 di Singapura.
Dalam pertemuan itu, Korut dan AS menghasilkan kesepakatan, salah satunya mengenai denuklirisasi di Semenanjung Korea. Namun, definisi denuklirisasi itu masih belum jelas.
Trump dan Kim pun kembali bertemu di Vietnam pada 28 Februari lalu untuk membahas tindak lanjut dari pertemuan pertama mereka. Namun, kedua pemimpin tak menghasilkan kesepakatan apa pun.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Hanoi tersebut, Trump membeberkan bahwa AS sebenarnya sudah menyiapkan satu dokumen kesepakatan yang dapat ditandatangani usai konferensi tingkat tinggi dengan Kim.
Di akhir pertemuan, Trump memilih untuk tak meneken dokumen apa pun karena tidak mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi.
Menurut Trump, Kim menawarkan menutup sejumlah situs peluncuran rudal dan kompleks nuklir dengan timbal balik AS mencabut sanksi atas Korut.
Sementara itu, Trump ingin Korut melucuti senjata nuklirnya secara keseluruhan, baru AS dapat mencabut sanksi atas negara pimpinan Kim tersebut.
RRN/CNNI
////////////////////////////
6. IHSG Diproyeksikan akan Terangkat Data Cadangan Devisa
tex foto: Ilustrasi. cnni pic
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada perdagangan Rabu (6/3) ini. Salah satu penggeraknya berasal dari data cadangan devisa (cadev) Februari 2019 yang akan rilis dalam waktu dekat.
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan cadev bulan lalu akan meningkat dibandingkan Januari 2019. Untuk itu, pelaku pasar akan merespons positif data ekonomi tersebut.
"(Data cadev) tentunya dapat mendorong kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang," papar William seperti sitat CNN Indonesia, Rabu (6/3).
Mengutip data Bank Indonesia (BI), jumlah cadev Januari 2019 sebesar US$120,1 miliar. Cadangan itu turun dari posisi Desember 2018 yang sebesar US$120,7 miliar.
Selain cadev, Wiliam mengatakan IHSG juga akan didongkrak oleh data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang segera dirilis BI. Sama seperti cadev, optimisme konsumen sepanjang Februari 2019 diramalkan menguat.
Bila prediksi itu terealisasi, artinya kondisi IKK Februari 2019 lebih baik dibandingkan Januari 2019 lalu yang turun. Data BI menunjukkan optimisme konsumen tercatat turun ke level 125,5 per Januari 2019 dibanding Desember 2018 yang berada di level 127,0.
"Perkiraan akan terdapat peningkatan (IKK pada Februari 2019) sehingga dapat mendorong kenaikan IHSG," terang William.
Ia memprediksi IHSG mampu bergeser ke zona hijau usai terkoreksi dua hari berturut-turut. William menyebut IHSG akan bergerak dalam rentang support 6.402 dan resistance 6.585.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memproyeksi pelemahan IHSG masih berlanjut pada hari ini. Hal itu terlihat dari sisi teknikal pergerakan indeks.
"Namun tren pelemahan diperkirakan cukup terbatas," kata Dennies dalam risetnya.
Makanya, pergerakan IHSG masih akan berada di area 6.300-6.500. Tepatnya, Dennies memproyeksi level support di level 6.369-6.405 dan resistance 6.481-6.521.
RTI Infokom mencatat IHSG kemarin terkoreksi sebesar 0,72 persen atau 47,14 poin ke level 6.441. Pelaku pasar asing kembali mencatatkan jual bersih atau net sell mencapai Rp1,16 triliun.
Senasib, tiga indeks utama di bursa saham Wall Street juga melanjutkan koreksinya tadi malam. Rinciannya, Dow Jones melemah 0,05 persen, S&P500 0,11 persen, dan Nasdaq 0,02 persen.
RRN/CNNI