Warga Minta Ritel Tak Jual Plastik Lebih dari Rp200 per Helai

Administrator - Sabtu, 02 Maret 2019 - 12:51:33 wib
Warga Minta Ritel Tak Jual Plastik Lebih dari Rp200 per Helai
Ilustrasi. cnni pic

Jakarta: Sejumlah masyarakat berharap toko ritel menerapkan harga plastik berbayar tak lebih dari Rp200 per lembar. Harga itu merupakan angka minimal yang ditetapkan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo).

Nivini, salah satu masyarakat yang kerap berbelanja di Hypermart mengungkapkan harga minimal kantong plastik senilai Rp200 per lembar sebenarnya tak mahal. Namun, harga itu akan memberatkan kalau ia sedang berbelanja bulanan.

"Karena kalau butuh 10 plastik misal ya, kalau dikali saja Rp200 per lembar totalnya menjadi Rp1.000. Itu kalau 10, kalau lebih bagaimana?," ungkap Nivini seperti sitat CNNIndonesia.com, Sabtu (2/3/2019).


Belum lagi, kalau harga kantong plastik dipatok lebih dari Rp200 per lembar. Dana yang harus dikeluarkan konsumen tentu lebih besar lagi.

"Tapi sebenarnya saya tidak masalah, karena tujuannya untuk mengurangi sampah plastik kan. Tapi ya Rp200 per lembar saja," tegasnya.

Ia mengaku tak jarang membawa kantong belanja yang lebih ramah lingkungan. Hanya saja, kantong itu tak bisa ia gunakan jika sedang berbelanja bulanan karena jumlah barang yang dibeli akan lebih banyak dibandingkan kalau hanya sekadar belanja untuk harian.

Sependapat, Emma yang sedang berbelanja di Carrefour di kawasan Duta Merlin menyatakan harga Rp200 untuk satu plastik akan terlihat mahal jika konsumen berbelanja dalam jumlah banyak. Masalahnya, kantong plastik yang dibutuhkan juga semakin banyak.

"Saya tidak apa-apa kalau mau ada kebijakan plastik berbayar itu, tapi jangan dinaikkan lebih dari Rp200 per lembarnya," ungkap Emma.


Ia juga mengaku sering membawa kantong belanja. Namun, karena kantong belanja yang dibawa hanya satu, jadi tak bisa digunakan untuk membungkus seluruh barang yang dibeli jika sedang berbelanja untuk kebutuhan satu bulan.

"Misalnya seperti susu buat anak ini, ini kan banyak tidak bisa pakai kantong belanja saya," ucap Emma.

Namun, ia menyebut seringkali memanfaatkan kantong plastik untuk membungkus tong sampah yang ada di rumah. Dengan kata lain, Emma mengaku kantong plastik sebenarnya juga memiliki manfaat untuk kebutuhan di rumahnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung Alfamidi di kawasan Bekasi bernama Eka mengaku tak keberatan sedikitpun dengan penerapan plastik berbayar. Sebagai orang yang pernah tinggal di Bandung, ia tak lagi kaget karena di Bandung sudah menerapkan kebijakan seperti itu.


"Lagian juga sekarang ada kantong belanja, bisa bawa yang banyak kantong belanjanya jadi tidak perlu bayar plastik," tutur Eka.

Kebetulan, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com tak membawa kantong belanjanya. Ia bercerita hanya membawa kantong tersebut ketika hendak belanja bulanan.

"Kalau yang mendadak seperti ini kan hanya beli sedikit, jadi tidak bawa," jelas Eka.

Diketahui, Ketua Aprindo Roy Mandey mengungkapkan toko ritel yang menjadi bagian dari asosiasi akan menerapkan kebijakan plastik berbayar mulai 1 Maret 2019. Hal ini dilakukan demi mengurangi penggunaan kantong plastik oleh masyarakat di tengah peningkatan jumlah sampah plastik.

"Dengan kebijakan ini, konsumen kami sarankan menggunakan tas belanja pakai ulang yang disediakan di tiap gerai ritel," ucap Roy.


RRN/CNNI