Gubernur Riau Janji Tak Jadi Pasien KPK

Administrator - Sabtu, 23 Februari 2019 - 17:44:23 wib
Gubernur Riau Janji Tak Jadi Pasien KPK
Gubernur yang baru dilantik diajak berkeliling rutan KPK. Foto: MI/Rommy Pujianto/Medcom

RADARRIAUNET.COM: Gubernur Riau Syamsuar menyatakan bakal menjalankan roda pemerintahan yang bersih dan bebas dari tindak pidana korupsi. Apalagi, Syamsuar dan Wakil Gubernur Edy Natar Nasution sudah mendapat petuah dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kami tadi sudah mendapat penjelasan yang akan menjadi acuan kami," kata Syamsuar kepada awak media setempat di Gedung KPK, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Syamsuar juga berjanji tidak akan mengikuti jejak tiga pendahulunya yang menjadi 'pasien' KPK. Tiga gubernur Riau yang telah menjadi pesakitan adalah Saleh Djasit, Rusli Zainal dan Annas Maamun.

Saleh Djasit terjerat kasus korupsi pengadaan mobil kebakaran. Rusli Zainal dan Annas Maamun terjerat kasus suap dah korupsi pemberian izin di sektor Kehutanan di Riau.

"Dan kami memang bersama Pak Edy tidak ingin kempat kali (gubernur masuk KPK)," kata dia.

Syamsuar siap menjalankan koordinasi supervisi pencegahan (Korsupgah) tentang titik-titik rawan praktik rasuah di Riau. Dia juga telah meminta pendampingan KPK dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah.

"Kami sudah minta pendampingan ke KPK tentang persoalan yang berkembang di Riau agar kami dapat menyelesaikan," pungkasnya kepada media.

Gubernur Riau yang baru usai dilantik diajak berkeliling ke rutan KPK. Tiga gubernur dan wakil gubernur (wagub) yang baru dilantik diajak 'safari' ke Rumah Tahanan (Rutan) Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga Antirasuah memperkenalkan beberapa ruangan Rutan KPK, salah satunya ruang jenguk tahanan.

Ketiga pemimpin provinsi itu adalah Syamsuar-Edy Natar Nasution, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Fachrori Umar. Mereka baru dilantik Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Syamsuar-Edy adalah gubernur dan wagub Riau. Khofifah-Emil merupakan pemimpin Jawa Timur. Sementara itu, Fachrori ialah wagub yang diangkat menjadi Gubernur Jambi menggantikan Zumi Zola yang jadi pasien KPK.

Kunjungan ke Rutan KPK dilakukan setelah ketiga kepala daerah baru itu mendapat pengarahan langsung dari pimpinan KPK terkait upaya pencegahan praktik korupsi di daerahnya masing-masing. Sayangnya, Gubernur Riau dan Fachrori Umar meminta izin untuk pulang lebih awal.

Saat mengunjungi Rutan, Wagub Jawa Timur Emil Dardak sempat berkelakar kepada awak media. Di ruang jenguk tahanan, Emil sempat meminta petugas agar tidak mengunci pintu keluar.

"Sebenarnya tadi di depan saya sudah bilang, tolong jangan dikunci ya pak pintunya kalau kami masuk," kata Emil di Gedung KPK, Jakarta, seperti disitat dari Medcom, Rabu, 20 Februari 2019.

Emil mengatakan beberapa orang yang ada di Rutan KPK sebenarnya memiliki komunikasi yang baik. Namun, dia tak mengetahui alasan yang membuat para tersangka itu terlibat praktik rasuah.

"Jadi etika kita sebagai sesama manusia tidak usah menghakimi orang lain, kita fokus pada diri sendiri banyak-banyak doa, banyak-banyak istigfar semoga kita tidak khilaf atau kita dijauhkan dari hal-hal tersebut," kata dia.

Senada dengan Emil, menurut Khofifah, semua perbuatan manusia yang baik ataupun buruk akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Dia pun siap memimpin Jawa Timur ke arah yang lebih baik.

"Sama yang berbuat baik Allah akan kasih surga, yang berbuat tidak baik Allah siapkan neraka. Di dalam berbagai kehidupan juga ada stick juga ada carrot kalau baik dikasih carrot," jelas dia.

 

RR/RRN