Psikolog: Tindakan Bunuh Diri Mestinya Bisa Dicegah

Administrator - Rabu, 19 Juli 2017 - 21:55:56 wib
Psikolog: Tindakan Bunuh Diri Mestinya Bisa Dicegah
Ilustrasi/Pic: Thinkstock/tzahiV/Cnni
Jakarta: Oka Mahendra Putra, yang masih berusia 22 tahun, diduga bunuh diri dan meninggal dunia dua hari lalu. Oka dikenal luas ketika menjalin hubungan dengan selebgram Awkarin, dan beberapa foto yang umbar kemesraan mereka tersebar luas. Keduanya kemudian dikabarkan putus akhir Mei lalu.
 
Awkarin lewat akun Instagramnya mengungkapkan kesedihan mendalam, meski sudah tak lagi menjalin hubungan dengan Oka. Dikabarkan, CEO Takis Entertainment itu mengalami masalah finansial, dan sempat pula menghapus akun Instagramnya.
 
Lama tak ada kabarnya, Oka kemudian menjadi perbincangan ketika meninggal dunia pada Selasa (18/7). Dari postingan yang beredar di media sosial, Oka dikabarkan stres, dan sempat dirawat di RS tiga hari sebelumnya.
 
Perihal penyebab meninggalnya Oka memang belum jelas, namun secara umum aksi bunuh diri seharusnya dapat dicegah. Ivan Sujana, Psikolog dan juga Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengatakan individu dapat mencegah dirinya berpikir negatif hingga ingin bunuh diri dengan cara mengembangkan pandangan yang positif tentang dirinya dan tentang kehidupan. 
 
"Ketika situasi terasa terlalu menekan, ada baiknya kita menghindari berada sendirian di ruangan. Kita dapat minta ditemani sahabat, atau kita dapat pergi ke ruang publik dimana terdapat banyak orang, meski tidak lantas harus diajak berinteraksi. Pokoknya, jangan sendirian," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, pada Rabu (19/7). 
 
Di samping itu, Ivan menambahkan, individu lain di lingkungan dapat membantu dengan cara lebih memperhatikan keadaan sekelilingnya.
 
"Ketika melihat ada orang yang tampak gundah, ada baiknya pelan-pelan didekati dan diajak ngobrol ringan. Kalau ragu atau segan, bisa juga menghubungi pihak berwenang di tempat tersebut. Yang pasti, lebih perhatian lah kepada orang lain, sekalipun tidak kenal, tapi tidak sok akrab," tambah dia.
 
Mengelola stres 
 
Stres, kata Ivan, dibutuhkan dalam kehidupan agar kehidupan lebih dinamis dan tidak membosankan. Hidup tanpa stres malah dapat membuat kita tidak terpecut untuk maju. Yang perlu diwaspadai adalah distress, atau mudahnya, tekanan yang berlebihan.
 
"Pengelolaan stress pada prinsipnya dapat dilakukan dengan beberapa strategi, mulai dari relaksasi, pengendalian pikiran, penyaluran emosi secara sehat, pengelolaan diri dalam mengorganisasikan tugas-tugas yang perlu dikerjakan, dan masih banyak lagi," ujarnya.
 
Adapun strategi yang dipilih tentu perlu disesuaikan dengan sumber stress yang dihadapi, serta kecocokannya dengan kepribadian dan kebiasaan setiap orang.
 
Menerima kegagalan merupakan hal yang tidak mudah bagi siapapun. Akan tetapi, kegagalan akan berat rasanya apabila individu yang mengalami kegagalan itu memang memiliki konsep diri yang negatif dan sering menilai dirinya terlalu rendah (low self-esteem), serta takut membuat kesalahan.
 
"Kegagalan akan semakin berat rasanya jika kegagalan tersebut berdampak signifikan bagi banyak pihak selain dirinya sendiri," ujar dia. 
 
Ivan menganjurkan, agar dapat lebih siap menerima kegagalan, seseorang dapat berusaha mengembangkan konsep diri yang lebih positif dan mengembangkan sikap tidak takut untuk melakukan kesalahan.
 
"Sementara ketika sudah telanjur gagal, yang saya pikir perlu dilakukan pertama-tama adalah memaafkan diri sendiri. Mencoba mengurangi dampak negatif dari kegagalan itu sebanyak mungkin juga akan membantu kita memaafkan diri kita atas kegagalan yang dialami," ujarnya. 
 
rah/cnni/rrn