Pekanbaru: Aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) adalah syarat yang harus dipenuhi oleh produsen ponsel sebelum merilis seri 4G di Indonesia. Tak jarang, TKDN ini menjadi batu sandungan bagi vendor ponsel memboyong produk terbarunya ke dalam negeri.
Namun produsen asal China, Vivo, mengaku telah melampaui syarat TKDN yang harus mereka penuhi sebelum merilis ponsel 4G di Indonesia. Mereka mengklaim jadi yang pertama melampaui syarat TKDN 30 persen yang digariskan pemerintah.
"TKDN itu sudah 32 persen, jadi kita sudah penuhi dari segi hardware dan software," ucap Kenny Chandra, Product Manager Vivo Indonesia mengenai V5s yang baru mereka luncurkan di Jakarta, Rabu (10/5).
Seperti diketahui, pemerintah mewajibkan vendor ponsel memenuhi TKDN untuk setiap ponsel yang akan masuk Indonesia. Syarat untuk tahun meningkat menjadi 30 persen dari sebelumnya 20 persen.
Untuk memenuhi itu, produsen bebas mengisi unsur lokalnya di bagian perangkat lunak atau perangkat keras. Dalam perakitan, Vivo mengandalkan pabriknya di Cikupa, Tangerang, Banten.
Kenny menjelaskan pada V5s, mereka lebih memperbanyak kandungan lokal di perangkat lunak. Ia juga mengisyaratkan produk Vivo berikutnya akan lebih banyak membuat perangkat lunak rasa lokal.
"Untuk pengembangan selanjutnya nanti lebih ke software," imbuh Kenny.
Selain hal itu, Vivo berniat membangun pabrik tambahan dan pusat penelitian untuk menambah kapasitas produksi ponsel mereka. Pada pemaparan singkat, CEO Vivo Indonesia John Wei menargetkan tahun depan akan memproduksi 10 juta unit ponsel.
"Rencana bikin R&D karena pasar di Indonesia masih besar," sebut Kenny.
Saat ini jumlah produksi ponsel Vivo di Indonesia masih sekitar 5 juta unit dengan total orang dikaryakan mencapai 13 ribu. Wei menargetkan untuk memproduksi 10 juta unit ponsel, mereka akan menyerap tujuh ribu tenaga kerja baru.
cnni/tyo