RADARRIAUNET.COM - Mbah Jan, seorang petani yang akrab panggil warga berdomisili di Jalan Poros Bengkalis Bantan, Taman Sari, Kecamatan Bantan Bengkalis ternyata menyimpan harapan. Sejak serius menggeluti ‘dunia’ pertaniannya dengan mengolah sekitar tiga hektar lahan milik peninggalan leluhur tahun 2000 silam, sangat mengharapkan keseriusan pemerintah untuk memperhatikan petani seperti dirinya dan kelompoknya.
Saat ini Mbah Jan dibantu dengan seorang anak laki-laki dan tetangga berdekatan, hanya mampu mengolah lahan sekitar 1,5 hektar dari luas areal yang ada. Bercocok tanam aneka jenis palawija termasuk buah-buahan, seperti semangka, jagung, cabai rawit, melon dan lainnya.
Dari hasil setiap kali panen dirinya mampu menyuplai pasokan buah ke minimarket dan kios-kios kecil di Kota Bengkalis paling tidak mencapai ratusan kilogram.
Mbah Jan ketika ditemui di sela-sela sedang menyusun buah melon hasil panenan untuk dijajakan ke pembeli mengungkapkan, “Sejak tahun 2007 lalu, Saya dan kelompok sudah mengajukan proposal melalui dewan ke pemerintah agar dapat bantuan seperti mesin cangkul, tapi sampai sekarang yang gak pernah ada. Mengolah tanahnya ya dengan cara seperti biasa dicangkul,” ungkapnya dengan khas bahasa Jawa-nya kepada wartawan, Senin (17/10/16).
Mbah Jan juga mengatakan, sempat datang petugas penyuluh pertanian menghampiri lokasi areal kebunnya itu, akan tetapi menurutnya tidak memuaskan. “Ada dulu datang petugas penyuluh pertanian. Tapi, tidak jelas apa yang dilakukan malah tanya ini-itu, seharusnya kan saya yang tanya. Jadi, saya tinggalin dan biarkan saja,” katanya lagi.
Ketika disinggung apa saja bantuan pemerintah yang sudah diberikan kepada kelompoknya, Mbah Jan mengakui, pernah menerima pada tahun 2008 silam. Seperti, bantuan pupuk, pompa air manual. “Itu yang pernah ada, sekarang ya pompanya dah habis. Kami berharap pemerintah itu betul-betul serius memperhatikan petani,” katanya lagi.
rtc/radarriaunet.com