RADARRIAUNET.COM - Rencana menetapkan jadwal sekolah bagi siswa sekolah sampai sore hari atau full day school hingga saat ini masih menimbulkan pertentangan. Bahkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti menilai penetapan full day school tidak layak dan tidak bisa diterapkan di Meranti.
Kepala Disdikbud Kepulauan Meranti, Drs M Arif MN MPdi, menegaskan, ada beberapa indikator dan penilaian yang membuat penerapan full day school tidak bisa dilakukan di wilayah Kepulauan Meranti sehingga nantinya dikhawatirkan minat orangtua menyekolahkan anak menjadi menurun.
"Pertama, para guru kita banyak berstatus guru honor. Jika jam mengajar mereka ditingkatkan hingga sore hari, tentunya akan berpengaruh kepada peningkatan honor nantinya," ujarnya, Sabtu (13/8/2016).
Kemudian, pertimbangan kedua bahwa mayoritas para siswa di Kepulauan Meranti banyak menambah jam belajar pada sore hari untuk sekolah madrasah. Hal itu agar para siswa nantinya tak terpaksa berhenti sekolah madrasah jika mengikuti sekolah sampai sore hari.
Pertimbangan ketiga, seluruh siswa di Kepulauan Meranti, khususnya di luar Kota Selat Panjang, tidak pernah membawa bekal nasi untuk makan siang. Situasi itu dinilai sangat kontradiktif jika diperbandingkan dengan siswa yang sekolah di kota.
"Siswa kita banyak orang kampung dan susah sehingga tidak pernah membawa bekal nasi ke sekolah. Bahkan, banyak anak-anak di Meranti bahkan memanfaatkan waktu siang hari untuk bekerja dan membantu orangtua untuk mendapatkan uang tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidup," ujarnya.
Selain itu, pertimbangan keempat, sekolah-sekolah di Kepulauan Meranti juga belum memiliki fasilitas yang memadai, mulai dari laboratorium, fasilitas olahraga, perpustakaan dan fasilitas lainnya. Hal itu membuat tujuan efektivitas yang ingi dicapai, malah menjadi tidak efektif ke depannya.
"Untuk di daerah kami sangat tidak layak untuk diterapkan jam sekolah dari pagi sampai dengan sore karena banyak pertimbangan yang membuat hal itu tidak bisa dilaksanakan. Salah-salah, (malah) menjadi tidak efektif nantinya dan malah menurunkan minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya," tegas Arif.
hal/fn/radarriaunet.com