RADARRIAUNET.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta produsen otomotif nasional untuk memproduksi mobil berteknologi standar emisi Euro 4 atau menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kadar oktan di atas 90. Produksi tersebut akan memenuhi standar internasional dan perlu agar ekspor industri otomotif diterima pasar yang semakin luas.
"Saya minta Menteri Perindustrian untuk mengkaji, bagaimana lingkungan jadi salah satu pertimbangan. Euro 4 kami minta segera dikaji dan diterapkan di Indonesia, supaya jadi kebahagiaan manufaktur kita, dan upaya meningkatkan ekspor," tutur JK pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Kamis (11/8).
JK percaya, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik serta teknologi yang mampu menjalankan hal tersebut. Namun, ia menyadari memproduksi mobil Euro 4 butuh kesiapan yang matang. Makanya, ia bilang, hal ini perlu dimulai segera.
"Banyak peminatnya.Tapi kami tahu betul, tidak semudah itu masuk industri mobil tanpa persiapan yang baik.Banyak orang bisa buat mobil, tapi menjual mobil hal berbeda dan butuh banyak kemampuan," terang JK.
Melengkapi ucapan JK, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ia telah meminta industri otomotif untuk segera membuat mobil dengan mesin Euro 4. Namun, ia sadar kemampuan PT Pertamina (Persero) dalam memproduksi BBM yang sesuai masih sangat minim.
Oleh karenanya, ia meminta perusahaan pelat merah itu untuk bisa memenuhi BBM dengan kadar emisi Euro 4 paling lambat tahun 2020 mendatang.
"Kami akan bahas dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).Kami minta supaya Pertamina bisa menyiapkan (BBM) yang diperlukan pada tahun 2019 hingga 2020. Karena kenapa, Euro 4 itu bagus untuk lingkungan," jelas Airlangga ditemui di lokasi yang sama.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan bahwa BBM yang cocok dengan kadar emisi Euro 4 akan bisa diproduksi secara massal setelah perusahaan meningkatkan kompleksitas dan peningkatan kapasitas kilang-kilang perusahaan yang sudah ada (Refinery Development Master Plan/RDMP), yang ditargetkan selesai tahun 2023.
Namun, ia menjamin kebutuhan BBM dengan standar emisi Euro 4 sudah bisa terpenuhi di tahun 2020, setelah proyek Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) di kilang Cilacap selesai.
"Tapi tetap kemampuan masyarakat harus dilihat kembali. Kalau dipaksa Euro 4, maka harga mobil akan tinggi. Karena Euro 4 itu bukan hanya kadar oktan, tapi juga perlu menyesuaikan kandungan sulfur. Makanya konsumen harus beralih pelan-pelan dari Premium ke Pertalite lalu Pertamax," pungkasnya.
cnn/fn/radarriaunet.com