RADARRIAUNET.COM - Secara umum kawasan wisata pantai di Sri Lanka relatif sepi wisatawan, baik lokal maupun asing. Kondisi ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Suasananya tidak ramai seperti pantai-pantai yang terkenal lainnya.
Para turis bisa lebih bebas bermain di pinggir pantai. Para pebisnisnya juga lebih ramah dan terbuka. Tidak ada yang memaksakan dagangannya atau wilayah kepada para wisatawan.
“Para wisatawan justru sengaja ingin melihat ke sini karena tsunami," kata Michael, seorang pengelola hostel di kawasan pantai Lavinia, Kolombo, Sri Lanka. Kepada awak media, laki-laki paruh baya ini menceritakan tsunami 10 tahun lalu yang merusak kawasan ini. “Wilayah lain lebih parah. Di sini sih biasa saja. Kerusakan tidak sampai maksimal," ucapnya.
Namun penduduk lokal tidak membutuhkan waktu lama untuk bangkit kembali. Pembangunan penginapan mulai kembali ramai. Pemerintah Sri Lanka juga berusaha memudahkan wisatawan untuk datang ke negaranya.
Salah satu kelebihan pariwisata di Sri Lanka adalah kawasan wisatanya tidak dibuat macam turistik atau keramaian pada umumnya. Tidak ada para pedagang suvenir atau agen perjalanan yang menawarkan dagangannya. Suasana keramaian justru terkadang dirasa mengganggu.
Informasi dan petunjuk memang masih sangat kurang. Wisatawan yang datang biasanya bertanya dengan masyarakat lokal. Secara umum mereka akan membantu.
Beberapa pantai yang terkenal antara lain Trincomalee, Galle, Unawatuna, dan Mirissa. Bukan hanya suasananya yang masih relatif sepi, ombak di pesisir Sri Lanka juga besar. Mendengar bunyi gemuruhnya saja sudah menjadi daya tarik sendiri. Tak heran banyak surfer juga menjajal ombak.
Satu yang masih patut diperhatikan adalah keamanannya. Fungsi penerangan tidak terlalu banyak. Restoran atau bisnis pinggir pantainya masih minim. Jadi bila malam hari akan rawan keamanannya. Biasanya para turis berusaha jalan bersama-sama atau grup demi keamanan.
kps/fn/radarriaunet.com