Hidayat Nur Wahid Sayangkan Lambatnya Pemerintah Bebaskan ABK WNI di Filipina

Administrator - Jumat, 05 Agustus 2016 - 09:05:21 wib
Hidayat Nur Wahid Sayangkan Lambatnya Pemerintah Bebaskan ABK WNI di Filipina
Hidayat Nur Wahid. kcm
RADARRIAUNET.COM - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan lambatnya langkah pemerintah mengupayakan pembebasan ABK WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Apalagi kabar terakhir dari pihak keluarga menyebutkan bahwa ada ancaman pembunuhan terhadap empat ABK kapal tunda Charles, jika tuntutan uang tebusan tidak dipenuhi perusahaan.
 
"Sangat disayangkan, masa sudah lebih satu bulan belum selesai (dibebaskan). Ya (harusnya) lebih cepat, dulu juga bisa," ujar Hidayat di sela acara Silaturahim Idul Fitri 1437 H, di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
 
Meskpun demikan, Hidayat mengingatkan agar upaya pembebasan tidak menggunakan uang tebusan. "Jangan nurut maunya sandera dengan membayar, itu sama sekali tudak menyelesaikan masalah," kata dia.
 
Ia menambahkan, hubungan diplomatis juga terus dijaga dengan negara-negara terkait. Jika diperlukan, TNI turut aktif turun tangan. "Represif efektif kalau perlu dipergunakan pendekatan TNI yang turun ke sana (ke Filipina)," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
 
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sebelumnya mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia tidak akan pernah berkompromi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Wiranto menegaskan, Pemerintah tidak akan mengalah meski ada ancaman yang dilontarkan pihak penyandera 10 anak buah kapal warga negara Indonesia.
 
Wiranto mengatakan bahwa ancaman tersebut tidak semata-mata ditujukan kepada sandera, tetapi juga menyandera kehormatan bangsa Indonesia sebagai negara berdaulat.
 
Menurut dia, saat ini Pemerintah terus berupaya melakukan pembebasan sandera bersama Pemerintah Filipina. Seluruh jajaran angkatan bersenjata, kata Wiranto, sudah disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh Filipina dalam operasi militer bersama untuk menumpas kelompok Abu Sayyaf.
 
Sebelumnya, kelompok Al Habsyi Misaya, salah satu faksi bersenjata Filipina, Abu Sayyaf, mengancam akan membunuh empat ABK kapal tunda Charles, jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuhi perusahaan. "Saya dihubungi orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy Misaya, mengancam akan membunuh kru kapal tunda Charles satu per satu jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuh," ujar istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati, di Samarinda, Rabu (27/7/2016). (Baca: Keluarga Korban Khawatirkan Kesehatan WNI yang Disandera Abu Sayyaf)
 
Ia mengaku pertama kali ditelepon orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy, sekitar pukul 17.17 WITA, Selasa (26/7/2017). "Orang yang menelpon itu menggunakan bahasa Inggris dan menyampaikan uang tebusan terhadap empat kru kapal tunda Charles yang mereka Tawan sebesar Rp 250 juta peso atau sekitar Rp 69 miliar," kata dia. 
 
"Setelah menelpon, saya kembali mendapat pesan singkat melalui telepon genggam saya dari nomor Filipina yang kembali menegaskan uang tebusan empat ABK kapal tunda Charles yang mereka minta, yakni 250 juta Peso. Pada pesan singkat berbahasa Inggris itu, mereka menyampaikan agar pesan tersebut juga disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia dan media," tutur Megawati. 
 
 
teu/kcm/radarriaunet.com