RADARRIAUNET.COM - Benteng Tujuh Lapis atau Aur Berduri berlokasi di Dalu Dalu Kelurahan Tambusai Tengah, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang merupakan salah satu situs nasional, rencananya akan direvitalisasi pada 2016 ini.
Dana untuk rencana revalitasi benteng peninggalan perjuangan Tuanku Tambusai sudah dianggarkan Pemerintah Provinsi Riau, melalui Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Sumber Daya Air (Ciptada) Provinsi Riau sebesar Rp4,5 miliar.
Rencana revitalisasi atau pemugaran Benteng Tujuh Lapis Tuanku Tambusai terungkap saat ekspose dilakukan Dinas Ciptada Riau di Kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Sabtu (30/7/16) kemarin.
Ekspose ini melibatkan instansi terkait dari Pemprov Riau dan Pemkab Rohul, Ketua LAM Riau Drs. Al Azhar MA, Konsultan Perencanaan FGD Benteng Perjuangan Tuanku Tambusai, serta perwakilan dari Badan Pengelolaan Cagar Budaya (BPCB) wilayah Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau Tri Mulyono.
Ekspose ini juga dihadiri Tokoh Sejarah Riau Ridwan Melai, Dr. Emrizal Tambusai Msc,MH, Syamsurizal ST.MT, anggota DPRD Riau Dapil Rohul, Dinas TRCK Rohul, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rohul, Kepala Distamben Rohul Drs. Yusmar M.Si, Tokoh Masyarakat, dan beberapa pengurus Himpunan Keluarga Rokan Hulu (HKR) Pekanbaru. "Kita sangat bersyukur dan berterima kasih, khususnya ke Pemprov Riau melalui Dinas Ciptada Riau yang telah membantu anggaran Rp4,5 miliar untuk revitalisasi Benteng Tujuh Lapis ini," ungkap Imran Tambusai SE,MM, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Ahad (31/7/16).
Staf Ahli Komisi VII DPR RI ini mengatakan dana Rp4,5 miliar, rencananya akan dipakai untuk membangun gapura ke lokasi Benteng Tujuh Lapis yang sudah masuk cagar budaya dan situs nasional, bukti perjuangan Pahlawan Nasional Tuanku Tambusai di Dalu Dalu, Kecamatan Tambusai.
Selain itu, tambah Imran Tambusai, akan dibuat Dio Rama (menceritakan) tentang perjuangan Tuanku Tambusai, mulai sejarah, silsilah, perjuangan, sampai peralatan perang dipakai semasa perjuangan melawan penjajah Belanda (meriam, bambu runcing, dan lainnya). "Lampu jalan memakai tenaga surya atau matahari rencananya akan dibangun sepanjang jalan mulai Desa Talikumain sampai Dalu Dalu," jelas Imran.
Imran mengakui keinginan pembangunan Benteng Tujuh Lapis sudah lama diinginkan dan digaungkan beberapa Tokoh Masyarakat Riau terdahulu, baik yang sudah meninggal atau yang masih hidup, seperti Drs. Ismail Suko (alm), DR.Ekmal Rusdi (alm), T. Lukman Sinar (alm), dan lainnya.
Ia mengatakan sudah seharusnya rencana revitalisasi Benteng Tuanku Tambusai didukung seluruh elemen, karena pejuang ini sudah jadi Pahlawan Nasional dari Provinsi Riau. Apalagi, sambungnya, Benteng Tuanku Tambusai yang lebih dikenal Benteng Tujuh Lapis atau Aur Berduri di Dalu Dalu dibangun pada 1835 silam oleh Tuanku Tambusai.
"Benteng ini dibangun sebagai basis pertahanan dalam melawan penjajah Belanda. Sudah sepantasnya masyarakat Riau bangga, apalagi sudah diusulkan sebagai situs Cagar Budaya Nasional di Provinsi Riau," kata Imran.
Putra asli Tambusai ini mengajak seluruh elemen masyarakat Riau dan Rohul ikut mendukung langkah Pemrov Riau yang akan merevitalisasi Benteng Tujuh Lapis.
Pemkab Rohul melalui lintas sektor dan instansi terkait percepatan pelaksanaan pembangunan, perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan bangunan dan lingkungan Benteng Perjuangan Tuanku Tambusai. Namun demikian, Imran mengharapkan pembangunan Benteng Tuanku Tambusai harus sesuai peraturan dan perundang-undangan berlaku, yakni UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 38 Tentang Pelestarian.
Imran Tambusai juga mengharapkan pembangunan Benteng Tujuh Lapis tahun ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Tambusai, baik secara makro maupun mikro.
Menurutnya, dibangunnya dan ditatanya Benteng Tuanku Tambusai, akan menarik wisatawan. Tentunya bisa menambah ekonomi masyarakat, dan berpeluang membuka lapangan kerja baru.
Imran juga berharap dibangunnya Benteng Tuanku Tambusai di Dalu Dalu juga menambah daftar tujuan obyek wisata religi dan sejarah di Kabupaten Rohul, selain Masjid Agung Nasional Islamic Center. "Apalagi perjuangan Tuanku Tambusai sudah dikenal sampai ke dunia internasional, seperti Malaysia sampai Belanda atau Eropa," ungkapnya.
Imran Tambusai menambahkan untuk revitalisasi lahan 2 hektar di dalam Benteng Tuanku Tambusai atau Benteng Tujuh Lapis sendiri masih perlu dilakukan Kajian Inti dilakukan pihak BPCB wilayah Riau, Sumbar dan Kepri. "Setelah kajian inti baru bisa dilakukan pengembangan di areal Benteng Tujuh Lapis," pungkas Imran Tambusai.
teu/rtc/radarriaunet.com