RADARRIAUNET.COM - Setelah diberi kelonggaran tiga hari sejak hari Senin hingga Rabu (25-27/7) oleh Dinas Pasar (Dispas), tampaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Teratai masih enggan pindah ke Pasar Higenis yang diberikan oleh Pemerintah Kota(Pemko) Pekanbaru.
Bahkan mereka masih terlihat aktivitas berjualan di Jalan Teratai. Meski larangan berjualan menggunakan badan jalan mereka ketahui, para PKL tetap berjualan di areal jalan tersebut tetapi sedikit menjorok ke dalam dari Jalan teratai tersebut tepatnya di depan ruko, Kamis (28/7).
Butet (56) Pedagang Sayuran di Jalan teratai menyebutkan bukan dirinya bersama pedagang lainnya tak mau pindah kedalam pasar higenis yang disediakan. Tetapi ketika dirinya hendak mendaftarkan ke pihak Dinas Pasar, dirinya diminta uang sewa sebesar Rp 6 Juta. "Tentunya ini memberatkan kami sebagai pedagang. Katanya untuk masuk ke pasar tersebut tidak dikenakan biaya apapun kecuali retribusi. Tetapi harus membayar. Sedangkan untuk jualan sehari-hari aja kami kesulitan. Sehari aja hanya mendapatkan Rp 50 ribu saja tak mencukupi,"sebutnya.
Tak hanya itu, pedagang tersebut juga mengeluhkan tempat dan jumlah los yang hanya 150 tempat, jumlah itu yang tidak memadai dengan jumlah PKL yang ada. "Jumlah pedagang disini melebihi jumlah kios yang disediakan. Seharusnya pemerintah membuat pasar higenis tersebut sesuai dengan pkl yang ada. Sebab mereka sudah mendata kami beberapa kali,"sebutnya.
Hal senada juga diungkapkan Pedagang lainnya "Bagaimana berjualan disana, pendapatan kami sehari saja tidak cukup untuk membayar kios di pasar higenis. Tentunya akan memberatkan kami jika pindah ke pasar higenis tersebut,"sebutnya.
Ia mengakui akan mencari tempat yang startegis untuk berjualan apabila mereka akan di gusur. "Kami dengar jika kami tidak pindah, kami akan ditertibkan,"ujarnya pasrah.
Begitupun dengan Asnel (60) pedagang sayuran lainnya. Dirinya enggan pindah dikarenakan syarat masuk ke pasar higenis harus menjadi anggota Koperasi pasar. "Saya sudah beberapa kali menempati sejumlah tempat di pasar melalui koperasi. Tetapi pengelolahan koperasi pasar yang saya ikuti tidak pernah beres membuat saya malas mendaftarkan diri saya untuk mendapatkan los,"ungkapnya.
Apalagi luas los kata Asnel terlalu kecil. Tidak sebanding dengan jumlah dagangan yang dimilikinya. "Tentunya akan berdampak pada jualan saya,"sebutnya. bebernya.
teu/rtc/radarriaunet.com