Menikmati Pendar Lampion di Sudut Bogor

Administrator - Sabtu, 16 Juli 2016 - 14:18:08 wib
Menikmati Pendar Lampion di Sudut Bogor
Wahana ontang-anting yang penuh warna dan gemerlap lampu juga menjadi salah satu wahana yang menarik pengunjung di Festival Of Light JungleFest Bogor. cnn
RADARRIAUNET.COM - Dalam sebulan terakhir, lini masa Instagram warga Kota Bogor tengah diramaikan dengan unggahan foto kemilau lampu-lampu unik, disertai berbagai pose dari sang pengunggah. Kemilau lampu lampion itu ternyata berasal dari sebuah taman hiburan di sudut Kota Hujan.
 
JungleFest, sebuah taman hiburan di kawasan permukiman Bogor Nirwana Residence, Bogor Selatan, ramai dikunjungi penduduk Kota Hujan dalam sebulan terakhir, mulai petang hingga malam. Mereka ingin mengabadikan kerlip lampion unik di Festival of Light. 
 
Dalam taman hiburan itu, berbagai bentuk lampion mulai dari hati, pohon, istana, hingga buaya dan gorila berpendar di taman yang sengaja dibuat gelap. 
 
Beberapa ditempatkan sesuai tema, misal ada bagian taman bernama 'Lorong Cinta' berisi kanopi tumbuhan yang membentuk lorong dan diberi hiasan lampion berbentuk hati.
 
Para muda-mudi pun beramai-ramai mengeluarkan gawai dan kamera mereka dalam berbagai bentuk sejak masuk ke dalam taman. Tujuannya satu, mengambil foto sebanyak-banyaknya dalam berbagai pose dan menyebarkan di media sosial.
 
Seperti yang dilakukan oleh trio sahabat asal Bogor, Dwi Ariyani (21), Yuni Handayani (22), dan Irna Hardi (22). Ketiganya ditemui, Kamis (14/7) malam, tengah asik memeragakan berbagai pose demi foto cantik di Instagram dan Facebook.
 
"Kami tahu taman ini dari Instagram, sedang ramai dibahas. Jadi kami ikutan 'hunting' foto juga lumayan untuk stok DP [display picture/foto profil]," kata Dwi, malu-malu.
 
Demi dapat menghabiskan unggahan foto yang mampu menarik banyak 'jempol' di sosial media, ketiganya bahkan langsung menerobos kemacetan Kota Bogor dari tempat mereka bekerja menuju lokasi dekat situs bersejarah Batu Tulis yang membisu di antara keramaian Bogor itu. 
 
Masih menggunakan pakaian kerja, mereka bahkan juga membawa tripod atau penyangga kamera serta kamera DSLR untuk dapat mengabadikan sendiri momen persabatan mereka tanpa harus ada pihak yang ‘berkorban’ jadi tukang foto.
 
Meski tinggal di dekat lokasi taman lampion, ketiganya mengaku jarang menyambangi tempat hiburan keluarga tersebut. Festival lampion inilah yang menarik mereka datang berkunjung.
 
Selain dikunjungi oleh pasangan kekasih dan sahabat, lokasi ini ternyata juga menarik bagi keluarga, dan tentunya anak-anak. Hal ini dirasakan oleh Abas Rivai (43) yang datang bersama istrinya, Inggrid Sandra (25), beserta anak juga keponakannya.
 
"Asik ya tempat ini, adem dan anak-anak senang main serta lihat lampu. Dengar tempat ini sudah lama tapi baru sekarang sempatkan datang langsung setelah pulang kerja. Mumpung tidak terlalu ramai," kata Abas. "Buat saya yang orang Bogor, senang ada seperti ini."
 
"Saya pernah ke tempat ini saat siang dan panas, jadi kalau malam baru sejuk. Lebih enak saat hari kerja, tidak ramai jadi anak bisa langsung main," timpal Inggrid. 
 
Perayaan Ulang Tahun Bogor ke-534
 
Taman lampion di JungleFest ini bukan muncul secara mendadak. Menurut Marketing Communication Manajer JungleFest Minia Artpita Barus, tema lampion ini khusus diadakan untuk merayakan ulang tahun Kota Bogor ke-534, pada 3 Juni lalu, sekaligus menyambut Ramadan dan Lebaran 2016.
 
"Kami memang memanfaatkan momennya, sekaligus dalam rangka ulang tahun Kota Bogor. Kalau Jakarta ada Pekan Raya Jakarta. Nah kami ingin ini jadi milik Bogor," kata Minia, Jumat (15/7).
 
Minia mengakui, sebelum muncul Festival of Light di Bogor, sudah ada beberapa tempat bermain yang memiliki konsep serupa seperti Batu Night Spectacular di Batu, Malang. Selain itu, ada Taman Pelangi di kawasan Monumen Yogya Kembali, Yogyakarta.
 
Namun bila kedua lokasi lampion tersebut terus ada sepanjang tahun, untuk di Bogor ini memang hanya bertepatan pada perayaan ulang tahun Kota Hujan semata. Minia mengaku festival lampion yang pertama kalinya di Bogor ini masih menjadi 'uji coba'.
 
Walau eksperimental, sejak dibuka pada 11 Juni lalu dan akan ditutup pada 17 Juli mendatang, taman lampion Bogor dikunjungi ribuan orang. Puncak kunjungan mencapai 2000 orang di akhir pekan Lebaran.
 
"Kalau di hari biasa selama pelaksanaan ini yang datang sekitar 300 orang dan kalau di akhir pekan bisa sampai 800 orang. Sejauh ini memang masih 80 persen dari target, namun untuk yang pertama kali, kami melihat antusias warga Bogor cukup tinggi,” katanya.
 
Untuk hari terakhir saat penutupan, Minia menjanjikan akan ada pertunjukan kembang api guna menutup Festival Bogor yang juga dilaksanakan di lokasi yang berdekatan dengan taman lampion. 
 
Bagi pengunjung yang ingin datang, selain menyiapkan kamera dan batere gawai terisi penuh untuk mengabadikan momen, harus menyiapkan uang masuk Rp40 ribu per orang. Bila hanya ingin menikmati pertunjukan musik dan bazar di Festival Bogor, maka tak perlu membayar biaya tiket masuk.
 
 
cnn/radarriaunet.com