RADARRIAUNET.COM - PT. Aneka Tambang Tbk (Antam) berminat mengajukan fasilitas tax holiday untuk membantu pembangunan proyek Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat. Antam menggarap proyek tersebut bersama PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dan perusahaan aluminium asal China, Aluminium Corporation of China Ltd.
Direktur Utama Antam Tedy Badrudjaman mengatakan, perusahaan meminta tax holiday karena proyek SGA merupakan satu dari delapan industri pionir yang bisa mendapatkan fasilitas fiskal tersebut. Namun sebelum mengajukan, Tedy ingin memastikan proyek patungan tersebut sudah memenuhi syarat yang diperlukan untuk mendapatkan tax holiday.
"Kami memang tengah meminta dukungan Pemerintah untuk proyek SGA tersebut. Mungkin dengan tax holiday, dan semoga bisa dapat karena biasanya proyek hilirisasi tambang jarang ada yang menikmati fasilitas tersebut. Apalagi kami juga pernah mengajukan tax holiday di proyek hilirisasi Antam lainnya, namun ditolak," jelas Tedy, Rabu (13/7).
Ia melanjutkan, pengajuan tax holiday ini nantinya tidak diajukan langsung oleh perusahaan, namun melalui perusahaan patungan (joint venture) Antam dengan dua mitra lainnya yang diberi nama PT. Inalum Antam Alumina (IAA). Namun, pendaftaran tax holiday ini tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat perusahaan masih fokus melakukan studi kelayakan (Feasibility Study/FS) proyek tersebut.
"Karena kami masih melakukan FS, maka belum terlihat nilai investasi finalnya. Mungkin tax holiday bisa diajukan setelah FS selesai, dan kami harapkan studi kelayakan bisa selesai sebelum akhir tahun ini," terang Tedy.
Ia memperkirakan studi kelayakan akan memakan waktu lebih lama. Pasalnya saat ini harga aluminium sedang turun, sehingga ia memperkirakan bakal ada penyesuaian lagi di angka keekonomian proyek.
"Kami masih evaluasi dampak turunnya harga aluminium terhadap keekonomian proyek. Meski ada hambatan di kajian tersebut, kami harap semuanya tetap sesuai jadwal," ujarnya.
Sebagai informasi, proyek smelter ini dijadwalkan berlangsung selama 30 bulan dan diharapkan rampung pada kuartal IV 2019. Pada tahap awal, kapasitas smelter ini sebesar 1 juta SGA per tahun dan akan meningkat menjadi 2 juta SGA per tahun.
Hasil produksi smelter ini nantinya akan digunakan untuk memasok bahan baku bagi pabrik Inalum di Sumatea Utara mengingat selama ini Inalum selalu mengimpor bahan baku (feed) aluminium dari Australia dan India.
cnn/fn/radarriaunet.com