RADARRIAUNET.COM - Selalu ada alasan bagi setiap tindakan. Orang yang bijak pasti mempertimbangkan segala tindakan dan konsekuensinya. Begitupun orang yang merokok.
Jika para perokok dituding dan dipojokkan atas polusi dari asap rokok, mereka biasanya membela diri. Mereka berkata, "Lihat polusi kendaraan, kenapa tidak disalahkan?"
Logika yang salah telah mempengaruhi mereka. Kalimat tersebut berarti, “Tidak masalah melakukan suatu tindakan buruk selama masih ada yang lebih buruk.” Asap rokok jelas berdampak buruk bagi kesehatan.
Kendaraan memang menyebabkan polusi yang hebat. Akan tetapi, alasan bertumbuhnya perekonomian suatu negara karena kendaraan masih bisa diterima, namun kewajiban kita mengembangkan teknologi transportasi yang ramah lingkungan. Di samping itu, alasan yang mengatakan industri rokok ikut menggerakkan perekonomian negara merupakan hal yang salah besar sekarang.
Memang, industri rokok menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Namun, yang dibilang berandil besar atas penghidupan banyak rakyat Indonesia terancam hilang. Pada 2020 menteri perindustrian menargetkan penurunan tenaga kerja pembuat rokok kretek dari 19 ke 14 persen dan meningkatkan penggunaan alat produksi rokok mild sebanyak 200 persen. Akhirnya, banyak yang akan kehilangan pekerjaan.
Juga, target peningkatan produksi 500 milliar batang rokok per tahun akan tercapai pada 2025 jika industri rokok terus dibela. Kesehatan masyarakat Indonesia terancam. Pada tahun teresebut ,jika target tadi tercapai, rata-rata penduduk merokok enam batang setiap harinya.
CNN/AleX Harefa