RADARRIAUNET.COM - Ponsel V3 dan V3Max buatan Vivo baru saja diluncurkan di Indonesia. Dengan konektivitas 4G LTE, Vivo pun harus memenuhi aturan pemerintah soal Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 20 persen.
Terkait dengan aturan tersebut, Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Indonesia mengatakan bahwa pihaknya sudah mendirikan pabrik perakitan di wilayah Tangerang, Banten. Sayangnya, pabrik tersebut belum bisa dioperasikan saat ini.
"Untuk pabrik, kami sudah ada. Kami beli dari renovasi ulang pabrik lama di daerah Cikupa. Progresnya saat ini sudah mendekati 90 persen dan siap beroperasi di pertengahan tahun 2016," kata Edy Kusuma, Brand Manager Vivo Indonesia usai peluncuran Vivo V3 dan V3Max, Kamis (26/05).
Sayangnya, ia tidak menyebutkan berapa nilai investasi yang dibutuhkan oleh Vivo untuk membangun pabrik tersebut.
"Untuk nilai investasi, kami tidak bisa bilang banyak," katanya.
Ketika ditanya sudah berapa persen TKDN yang diperoleh, Edy pun tidak bisa memastikan hal tersebut. Yang pasti, Vivo mencoba tunduk kepada peraturan pemerintah.
"Sesuai regulasi pemerintah apakah dirakit di sini atau bagaimana. Kita di Vivo mencoba menjalankan semuanya dengan baik," lanjutnya.
Dikarenakan belum ada pabrik di Indonesia, Vivo mengimpor V3 dan V3Max dari negara asalnya untuk bisa dijual di Indonesia.
"Rencananya, untuk V3 dan V3Max akan kita coba apakah bisa rakit di sini atau tidak. Untuk saat ini, kita impor dulu. Proses impor segala macem sendiri kita sudah sesuai dengan aturan pemerintah Indonesia," tutupnya.
CNN/radarriaunet.com