Blok East Kalimantan dan Sanga-Sanga, Merupakan Bidikan Baru Pertamina

Administrator - Rabu, 11 Mei 2016 - 19:21:44 wib
Blok East Kalimantan dan Sanga-Sanga, Merupakan Bidikan Baru Pertamina
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebut perusahaannya berencana mengintegrasikan pengelolaan Blok Mahakam dengan East Kalimantan dan Sanga-Sanga ketika kontrak operator sebelumnya habis mulai 2018. cnn
RADARRIAUNET.COM - PT Pertamina (Persero) tengah serius membidik Blok East Kalimantan dan Blok Sanga-Sanga yang masa kontraknya akan segera habis pada 2018 mendatang. Rencananya, pengembangan kedua blok itu akan segera diintegrasikan dengan pengembangan Blok Mahakam yang akan dikelola Pertamina di awal tahun yang sama.
 
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan integrasi itu dilakukan demi efisiensi biaya operasional ketiga blok tersebut. Apalagi, ketiga blok yang dimaksud berada di dalam satu wilayah yang sama sehingga seharusnya ada infrastruktur yang bisa digunakan bersama.
 
“Apalagi kami memiliki kilang di Bontang dan juga fasilitas Liquefied Natural Gas (LNG) di Badak. Ketiga blok ini seharusnya bisa menggunakan fasilitas secara bersama-sama sehingga biayanya lebih efisien," terang Wianda di Jakarta, Rabu (11/5).
 
Efisiensi biaya operasional itu bisa meningkatkan nilai keekonomian ketiga blok calon kelolaan Pertamina di sisi Timur Pulau Kalimantan tersebut. Terlebih produksi tiga Wilayah Kerja (WK) itu juga terbilang masih bagus, sehingga beban operasional yang rendah bisa mengerek profitabilitasnya.
 
Menurut data Pertamina, saat ini produksi gas dari blok East Kalimantan mencapai 19 ribu barel setara minyak per hari (BOPD), sedangkan produksi blok Sanga-Sanga jauh lebih besar yaitu 39 ribu BOPD.
 
Sesuai Work Program and Budget (WP&B) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) tahun 2016, produksi minyak dan kondensat Blok East Kalimantan ditargetkan mencapai 14.470 barel per hari (BPH).
 
"Makanya salah satu faktor mengapa kami membidik blok Sanga-Sanga dan East Kalimantan adalah kemungkinan integrasinya dengan blok Mahakam. Cadangan gasnya juga masih bagus, makanya kami bilang kami bersedia alih kelola kedua blok itu. Ini penting, apalagi Indonesia diperkirakan mengalami defisit gas sebesar empat miliar MMMBTU di tahun 2020," ujarnya.
 
Sayangnya, Wianda belum bisa memberi angka terkait efisiensi beban operasional yang bisa ditekan jika ketiga blok itu menggunakan infrastruktur yang sama. Hal itu baru akan terlihat setelah Pertamina bisa menghitung biaya investasi pengembangan Blok East Kalimantan dan Blok Sanga-Sanga.
 
"Juni mendatang, kami akan ajukan proposal pengambilalihan blok Sanga-Sanga ke Pemerintah. Setelah itu mungkin akan terlihat biaya-biaya investasi yang diperlukan," terangnya.
 
Sebagai informasi, saat ini Blok Sanga-Sanga dioperatori oleh Vico Indonesia sedangkan Blok East Kalimantan masih dikempit oleh Chervron Indonesia Company dengan masa produksi yang telah dilakukan masing-masing selama 50 tahun.
 
Selain dua blok yang akan diambil alih, Pertamina juga berencana untuk memperpanjang dua blok di mana Pertamina memiliki hak partisipasi (Participating Interest) di dalamnya (Joint Operating Body/JOB) setelah tahun 2018. Kedua blok itu adalah Ogan Komering dan Tuban dengan mitra masing-masing Talisman dan Petrochina, dengan total komitmen investasi mencapai US$280 juta. 
 
 
 
alex harefa/cnn/rrn