Jelang Ramadan, Ribuan Masyarakat Ujung Batu Gelar Tradisi Balimau Cono

Administrator - Rabu, 17 Juni 2015 - 10:32:40 wib
Jelang Ramadan, Ribuan Masyarakat Ujung Batu Gelar Tradisi Balimau Cono
Wakil Bupati Rohul melaksanakan balimau cono (foto : hms/net)
UJUNG BATU (RR) - Jelang Memasuki Bulan Suci Ramdan 1436 H, Ribuan Masyarakat Kecamatan Ujung Batu Gelar Tradisi Balimau Cono. Tradisi ini dibuka Langsung Wakil Bupati Rokan Hulu Ir.H.Hafith Syukri MM, di LKA Ujung batu Selasa, (16/6).
 
Hadir dalam Tradisi Balimau Cono ini, Ketua LKA Ujung Batu Datuk Bahdaharo H.Hakam, Camat Ujung Batu Tengku Fauzan Tambusai, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, serta Kepala dinas badan dan kantor di lingkungan Pemkab Rohul.
 
Menurut Ketua LKA ujung batu Datuk Bandaharo H.Hakam mangatakan, balimau Cono adalah sebuah tradisi balimau dengan menggunakan air Limau. Berbeda dari tradisi balimau kebanyakan, tradisi balimau cono menggunakan tepung beras, yang sudah di campur pewarna Kuning hijau dan merah. 3 Warna ini menandankan “ benang bapilin tigo” yang menandankan keterikatan yang kuat antara pemerintah, adat dan juga agama.
 
Air limau yang di campur tepung 3 warna kemudian di oleskan dimulai dari pimpinan adat. Air limau bercampur tepung 3 warna di oleskan di kening kemudian di usapkan ke rambut sebagai bentuk pembesihan diri secara lahir dan batin.
 
Ketua LKA Ujung Batu H. Hakam menamabahkan, tradisi balimau cono, merupakan tradisi turun temurun di kalangan masyarakat ujung batu yang hingga kini masih terus di lakukan oleh masyarakat Ujungbatu. "Tradisi ini, merupakan tradisi warisian leluhur kami sejak dulu, dan akan terus kami lestarikan,” ucap ketua LKA Ujung batu
 
Sementara itu Wabup Rohul Hafith Syukri, menyatakan tradisi balimau cono merupakan tradisi Turun Temurun, yang juga putra asli Ujung batu menyatakan bahwa, meski saat ini perkembangan zaman telah modern tapi tradisi ini masih tetap lestari sampai saat ini.
 
Selain balimau cono, Hafith Syukri menyebutkan, budaya masyarakat ujung batu yang masih bertahan hingga saat ini  Menjolang ninik mamak sesudah hari raya Idul fitri. Manjolang Mamak adalah tradisi masyarakat ujung batu yaitu mendatangi mamak setelah lebaran untuk meminta maaf. Tradisi ini pun saat ini masih tetap di laksanakan oleh masyarakat ujung batu, meski ditengah pengaruh perkembangan tekhnologi dan komputerasasi saat ini.
 
Akan  Dijadikan Potensi Wisata Adat
 
Masih lestarinya, Tradisi Adat Balimau Cono dan Juga manjolang Mamak di kalangan masyarakat Ujung batu ini menimbulkan inspirasi bagi Wakil Bupati Rohul Hafith Syukri untuk menjadikan tardisi-tradisi tersebut sebagai Potensi Wisata Adat.
 
Dia berencana untuk membuat semacam Event yang berisikan adat adat istiadat khas rokan hulu. Dengan adanya event-event adat tersebut diharapkan, para generasi muda dapat mengetahui, apa saja warisan adat yang di tinggalkan para leluluhurnya, sehingga keberadaan adat ini bisa terus di lestarikan.
 
"Kedepan kita akan upayakan, bagaiaman caranya, tradisi-tradisi adat seperti balimau cono dan juga manjolang mamak, bisa menjadi potensi wisata adat, sehingga selain bisa terus lestari, potensi ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan,” ujarnya
 
Dalam kesempatan tersebut, Hafit Syukri mengajak masyarakat Khususnya di ujung batu, untuk terus melestarikan kebudayaan Balimau Cono ini sehingga warisan adat istiadat ini tidak punah.
 
"Balimau cono dan juga manjolang mamak merupakan warisan adat istiadat dari leluhur kita mari sama-sama kita lestarikan Adat Istiadat ini agar tidak punah,” pungkas  Hafith Syukri. (adv/hms/acce)