Bos Baru OJK Putar Otak Tebas Bunga Kredit

Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) terpilih, Wimboh Santoso mengaku akan berupaya menebas suku bunga kredit dari realisasi saat ini, di mana suku bunga kredit sampai Mei lalu sebesar 11,83 persen.

Hanya saja, dalam memangkas suku bunga kredit, Wimboh menyebutkan bahwa dibutuhkan langkah-langkah yang tak menyebabkan distorsi. Ia menyatakan bakal terlebih dahulu berkoordinasi dengan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mencari jalan keluarnya.

"Kalau bunga bank, semangatnya memang harus kita dorong dan upayakan agar lebih murah, dengan cara yang baik dan tidak terdistorsi," ujar Wimboh usai bertemu Panitia Seleksi (Pansel) OJK di Kementerian Keuangan, Senin (19/6).

Penurunan suku bunga kredit, menurut Wimboh perlu dilakukan agar layanan jasa keuangan semakin ramah kepada masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Di samping itu, penurunan tetap harus mampu membuat industri perbankan memiliki pertumbuhan yang baik.

"Masyarakat harus mendapatkan nilai tambah keberadaan sektor keuangan, pelayanan yang bagus dan biaya yang lebih murah," kata Wimboh.

Sementara itu, bersamaan dengan lawatannya ke Kementerian Keuangan untuk bertemu Pansel OJK bersama dengan enam DK OJK lainnya, menurut Wimboh, tak sedikit pun membicarakan mengenai struktural kepemimpinan OJK dan program kerja di bawah dirinya nanti.

"Tidak ada obrolan terkait program kerja, hanya mengobrol biasa karena kami belum dilantik," imbuh Wimboh.

Senada dengan Wimboh, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang merupakan salah satu Pansel OJK menyebutkan, Pansel dan para DK OJK terpilih hanya membicarakan kondisi industri jasa keuangan terkini.

"Hanya mengobrol secara umum. Tapi kami bicarakan juga persoalan pengawasan dan pengaturan (OJK)," kata Darmin pada kesempatan yang sama.

Seperti diketahui, Wimboh baru saja terpilih menjadi Ketua DK OJK Periode 2017-2022. Bersama Wimboh, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) turut memilih enam DK OJK lainnya, yaitu Riswinandi, Heru Kristiyana, Nurhaida, Hoesen, Ahmad Hidayat, dan Tirta Segara.

Gir/cnni/rrn