Gereja Rusia Menentang Pelarangan Buku Berisi Ayat Al-Quran

Administrator - Selasa, 15 September 2015 - 12:03:12 wib
Gereja Rusia Menentang Pelarangan Buku Berisi Ayat Al-Quran
FOTO:cnnindonesia

JAKARTA (RRN) - Sebuah pengadilan di Rusia menyatakan bahwa buku bertajuk "Plea to God: It's Meaning and Place in Islam" yang mengutip salah satu ayat Al-Quran, dilarang beredar. Namun, Gereja Ortodoks Rusia menentang keputusan tersebut.

Menurut Juru Bicara Gereja Ortodoks Rusia, Vsevolod Chaplin, wahyu dari ratusan tahun lampau seharusnya kebal dari proses hukum.

"Teks kuno suci berasal dari masa ketika tak ada yang berani mempertanyakan supremasi norma agama dari satu orang dan masyarakat. Mungkin kita harus melakukan semacam moratorium yang menyatakan teks yang diciptakan 300-500 tahun lalu dan awal mula ekstremis," ujar Chaplin seperti dikutip awak media , Senin (14/9).
  
Senada dengan Chaplin, ahli teologi Ortodoks, Andrey Kuraev, juga menyebut bahwa keputusan tersebut sangat buruk. Pasalnya, ayat yang dimasukkan ke dalam buku tersebut adalah bagian Al-Quran paling umum.

"Bagian mana yang dipilih? Mereka hanya mengatakan bahwa hanya ada satu Allah dan Anda hanya dapat berdoa kepada-Nya. Apa yang ekstremis dari itu? Pesan yang sama dapat ditemukan dalam Alkitab. Itu adalah hal yang diajarkan dalam Kristen dan Yahudi. Semua agama mengatakan bahwa cara mereka menyembah Tuhan adalah cara paling tepat," katanya.

Keputusan pelarangan beredarnya buku dilakukan oleh pemerintah kota Yuzhno-Sakhalinsk, di timur Rusia pada 12 Agustus lalu, dan diumumkan ke publik pada 7 September. Hakim mengambil keputusan hanya berdasarkan analisis ahli dari Kementerian Dalam Negeri, tanpa melibatkan tokoh atau ahli agama.

Chaplin juga mengerti kemarahan di antara orang Muslim akibat putusan ini. Namun, Chaplin menganggap protes umat Muslim juga berlebihan.

Menurut Chaplin, perbedaan sekularisme dan agama akan selalu ada. Saling tuding justru akan membuat konflik kian runcing.

Namun, Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, akan mengambil langkah keras, yaitu melayangkan tuntutan atas putusan tersebut. Kadyrov juga mengatakan bahwa para hakim dan jaksa yang terlibat dalam kasus itu patut disebut "pengkhianat" dan "setan."

"Saya akan melakukan itu karena tidak ada yang lebih penting dalam hidup saya kecuali Al-Quran," kata dia. (stu/stu/fn)