RADARRIAUNET.COM: Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menjelaskan status wabah virus corona yang melanda Indonesia. Ia menjelaskan awalnya pemerintah menetapkan status kondisi tertentu darurat penanggulangan virus corona dari 28 Januari hingga 28 Februari 2020.
Namun, ternyata skala penyebaran virus ini makin besar. Sehingga status kondisi tertentu darurat diperpanjang. "Presiden meminta dilakukan percepatan (penanggulangan), maka statusnya diperpanjang karena belum ada daerah yang tetapkan status darurat. Maka BNPB memperpanjang dari 28 Februari sampai 29 Mei," ujar Agus di Gedung BNPB, Jakarta Pusat, sebagaimana dilansir dari laman Kumparan.com, Selasa (17/3).
Keputusan ini diambil dalam rapat pada 28 Februari lalu. Kemudian, Agus melanjutkan, dalam perkembangannya Presiden Jokowi meminta masing-masing pemerintah daerah menetapkan status penanggulangan virus corona di wilayahnya. Ada beberapa jenis status yang bisa diberlakukan. Pertama, status siaga darurat bagi daerah yang belum ada kasus corona. "Kemudian yang tanggap darurat untuk daerah yang banyak positif seperti DKI atau Jabar," kata Agus.
Agus menjelaskan, jika daerah-daerah tersebut sudah menetapkan status darurat, maka status kondisi tertentu darurat sudah tidak bisa diterapkan lagi. "Jika daerah-daerah itu sudah menetapkan status daerah darurat, maka status yang ditetapkan BNPB bisa tidak diterapkan lagi," kata Agus.
Setelah daerah menetapkan status darurat maka bencana ini masuk skala nasional. Agus kemudian menjelaskan definisi penanggulangan skala nasional. "Ini skala nasional karena pemerintah mengerahkan semua potensi yang ada di RI untuk mempercepat penanggulangan bencana non alam ini," jelas dia.
Sehingga, kini wabah virus corona setara dengan bencana nasional. "Inilah latar belakangnya kenapa bisa juga disebut setara bencana nasional," tutup Agus.
Sementara itu, kasus positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia bertambah 38 pasien yang sebelumnya berjumlah 134 pasien, sehingga total pasien positif virus corona menjadi 172 orang. Hal ini dipastikan langsung oleh jubir penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto, saat konferensi pers di BNPB, Selasa (17/3).
"Yang pertama terkait data terakhir 134 orang positif di rumah sakit, dengan angka kematian 5 orang. Data ini saya rilis kemarin sampai dengan tanggal 15 siang, kemudian tadi malam ada penambahan kasus dari data sore sampai tadi sebanyak 12 kasus sehingga sampai tanggal 15 jadi 146 orang," ungkap Yuri.
"Kemudian tanggal 15 kita udah himpun data sampai malam, ada tambahan 20 orang dari pemeriksaan spesimen litbangkes ditambah 6 orang dari spesimen yang diperiksa Unair, total 172 kasus," imbuhnya.
Meski demikian, Yuri menyebut tak ada penambahan kasus kematian dan pasien yang sembuh dari virus corona. Kasus kematian tetap pada angka 5 jiwa. "Di mana kasus meninggal tetap 5," terangnya.
Sementara pasien yang sembuh berjumlah 9 orang dan telah dipulangkan. Ia yakin jumlah pasien yang sembuh akan terus bertambah. "Secara umum kondisi yang dirawat udah membaik, beberapa pasien di awal ada 9 orang sembuh dan pulang, masih ada beberapa lagi insyaallah ada pemeriksaan kedua udah negatif, tinggal nunggu pemeriksaan lagi, maka udah bisa dipulangkan," jelasnya.
Meski demikian, Yuri memperkirakan akan ada penambahan kasus virus corona karena tracing yang terus dilakukan.
RR/kpr/zet