Pasirpangaraian: Di zaman teknologi seperti saat ini, internet merupakan hal pokok atau menjadi kebutuhan kaum milenial, akan tetapi tidak untuk 14 desa di kabupaten Rokan Hulu (Rohul).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Kabupaten Rohul, Gorneng S.Sos, M.Si, mengaku, ada 14 desa di Kabupaten Rohul, Riau, yang masih belum menikmati jaringan internet.
Ia menambahkan, ke 14 desa tersebut tersebar di 7 kecamatan.
Empat belas desa tersebut memang belum menikmati akses internet dan alat komunikasi telepon seluler, salah satu penyebab karena jauhnya daerah tersebut dari titik tower.
Gorneng mengatakan, 14 desa belum menikmati internet karena masih blank spot atau minim jaringan seluler, termasuk di hampir seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Rohul.
Selain blank spot, tambahnya, ada juga desa dimana sinyal internet masih buruk, termasuk jaringan telepon tidak ada sama sekali, karena jauhnya titik tower dengan daerah tersebut.
Dijelaskannya, adapun 14 desa yang masih blank spot atau masih sulit jaringan telepon dan internet, seperti di Kecamatan Kepenuhan ada 2 desa, yaitu Desa Ulak Patian dan Desa Rantau Binuang Sakti.
Di Kecamatan Rokan IV Koto ada 5 desa, yakni Desa Cipang Kanan, Desa Cipang Kiri Hulu, Desa Tibawan, Desa Pemandang, dan Desa Tanjung Medan. Kecamatan Tambusai hanya 1 desa, yakni Desa Tingkok.
Selanjutnya, Kecamatan Rambah Samo ada 2 desa, yakni Desa Sungai Salak dan Desa Lubuk Bilang. Di Kecamatan Rambah Hilir ada 2 desa, yakni Desa Serombou Indah dan Desa Sungai Dua Indah.
Kemudian, Kecamatan Kepenuhan Hulu ada 2 desa, yakni Desa Kepayang dan Desa Perdamaian Jaya Hulu. Sedangkan di Kecamatan Rambah yang merupakan pusat ibukota ada 1 desa yakni Desa Sialang Jaya.
"Area blank spot sudah kita data dan disampaikan ke pihak ketiga, seperti ke Telkom, Indosat dan lainnya. Itukan domain mereka (pihak ketiga), kalau untuk akses ini kita tidak bisa. Sebatas usulan saja, kita lampirkan data dan proposal dari daerah bersangkutan, berapa pemanfaatnya di sana," katanya, seperti sitat Tribunpekanbaru.com, kamis (14/3/2019).
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa pihak ketiga belum memasang tower di daerah-daerah sulit jaringan seluler ini.
Salah satunya masalah oriented keuntungan perusahaan.
"Jadi sebelum mereka membangun tower yang sistemnya estafet, tentu mereka punya orientasi sendiri, seberapa keuntungannya," ungkapnya.
Dampak buruknya jaringan seluler, diakui Gorneng, tentu ikut berpengaruh ke pemerintah daerah. Sebab, saat Pemkab Rohul, tengah gencar menyampaikan informasi, namun ada sebagian masyarakat yang tidak bisa mengaksesnya.
Diakuinya, selain 14 desa masuk kategori blank spot jaringan seluler, ada 7 desa lagi di Kabupaten Rohul, tersebar di 6 kecamatan dimana jaringan internetnya masih buruk.
Ia menerangkan, Tujuh desa dengan jaringan internet belum maksimal, seperti Desa Pendalian Kecamatan Pendalian IV Koto, Desa Sei Kuning Kecamatan Tandun, Desa Sangkir Indah Kecamatan Pagarantapah Darussalam.
Selanjutnya Desa Tambusai Utara dan Desa Mahato Kecamatan Tambusai Utara, Desa Sontang Kecamatan Bonai Darussalam, dan Desa Bangun Purba Timur Jaya Kecamatan Bangun Purba.
"Semoga pihak ke tiga bisa segera menanggapinya sehingga seluruh pelosok Rohul bisa menikmati internet," pungkasnya.
RRN/Tribunpekanbaru.com