RADARRIAUNET.COM - Hasil survei Manilka Research and Consulting menunjukkan pasangan Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno akan seimbang dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat jika Pilkada DKI Jakarta digelar saat ini.
“Berdasarkan hasil simulasi dua paket kandidat, Ahok-Djarot melawan Risma-Sandi, tingkat keterpilihan keduanya akan seimbang, yakni 20,9 persen,” kata Managing Director Manilka, Herzaky Mahendra Putra, di Jakarta, Minggu (21/8).
Sementara responden yang masih ragu untuk memilih keduanya sebanyak 45,2 persen, dan yang tidak menjawab 13 persen. Dengan kata lain, tingkat swing voter atau massa mengambang masih tinggi jika Pilkada dilakukan pada saat ini.
Survei Manilka digelar 6-11 Agustus di enam wilayah DKI Jakarta, diikuti 440 orang responden, menggunakan metode random sampling, dengan margin of error 4,7 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Besarnya jumlah responden yang belum menentukan pilihan dalam survei tersebut menunjukkan kekecewaan mereka atas keputusan Ahok maju melalui jalur partai politik.
“Jadi jika Risma-Sandiaga muncul, berpotensi menjadi penantang kuat Ahok,” ujar Herzaky.
Belum jelasnya paket kandidat calon gubernur dan wakilnya juga ikut memengaruhi sikap responden yang belum menentukan pilihan.
Herzaky menilai PDIP lebih berpeluang memenangkan Pilkada DKI Jakarta jika memilih Djarot dan Risma.
“Tinggal dilihat PDIP mau kemana. Kasih ke Djarot tetap dapat, ke Risma juga dapat. Atau mau main dua kaki (Risma dan Djarot dimajukan),” kata Herzaky.
Di sisi lain, calon yang diusung Partai Gerindra, Sandiaga Uno, menilai hasil survei menandakan aspirasi masyarakat dan peta politik Jakarta cenderung dinamis.
Sandiaga akan menganalisis hasil survei Manilka lebih lanjut, termasuk gagasan memasangkannya dengan Risma.
“Silakan teman-teman parpol melihat hal ini. Saya melihat, ini suara rakyat. Apapun putusannya, ini belum final,” ujar Sandiaga.
Secara terpisah, Djarot mengisyaratkan PDIP bakal mendukung Ahok dalam Pilkada Jakarta.
“Indikasinya kuat ke situ (Ahok). Tunggu saja prosesnya,” kata Djarot yang menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP sekaligus Wakil Gubernur DKI Jakarta.
PDIP belakangan disebut-sebut akan kembali mengusung Ahok-Djarot. Terlebih Ahok mengklaim telah mengantongi restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.
Namun klaim Ahok itu mendapat reaksi keras dari sejumlah kader PDIP.
“Ahok mengadu domba, memecah belah antar kader PDIP, bahkan dengan licik mencoba mengadu domba antara Djarot dengan PDIP,” kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira.
Perkembangan sikap PDIP soal calon yang diusung dalam Pilkada Jakarta, ujar Djarot, kemungkinan akan terlihat sepekan ke depan.
cnn/radarriaunet.com