Kepala Polisi Vietnam Dilantik sebagai Presiden

Administrator - Sabtu, 02 April 2016 - 12:02:44 wib
Kepala Polisi Vietnam Dilantik sebagai Presiden
Pelantikan Jenderal Tran Dai Quang (tengah) sebagai Presiden Vietnam dianggap sebagai formalitas saja karena dia merupakan satu-satunya calon presiden yang diajukan Partai Komunis yang menguasai kongres. Reuters/Kham
Jakarta (RRN) - Parlemen Vietnam melantik kepala badan keamanan intenal, Tran Dai Quang sebagai presiden pada Sabtu (2/4). 
 
Pelantikan Quang dianggap sebagai formalitas saja karena dia merupakan satu-satunya calon presiden yang diajukan Partai Komunis yang menguasai kongres. 
 
Vietnam tidak memiliki pemimpin tunggal yang berkuasa penuh, dan secara resmi dipimpin oleh tiga pemimpin, yakni presiden, perdana menteri dan kepala Partai Komunis. Para pakar menilai jabatan presiden dalam politik Vietnam hanya berperan seremonial.
 
Sementara, Partai Komunis menjalankan sistem politik Vietnam yang rumit Vietnam dengan cara konsensus. Setiap keputusan besar dicapai secara rahasia oleh 19 anggota politbiro.
 
Quang, 59, merupakan seorang jenderal polisi yang berasal dari Kementerian Keamanan Publik, sebuah organisasi dengan kekuasaan yang luas, meliputi pengumpulan intelijen dan menggagalkan ancaman terhadap partai Komunis dari dalam dan luar negeri. 
 
Negara-negara Barat memberi tekanan kepada Vietnam untuk memperbaiki catatan hak asasi manusia dan menghentikan penangkapan, pelecehan dan pemenjaraan aktivis. Sebagai timbal balik, Barat menjanjikan hubungan perdagangan dan pertahanan yang lebih erat, termasuk pencabutan penuh dari embargo senjata AS.
 
Resolusi yang menyetujui Quang sebagai presiden didukung oleh 460 suara dari 465 anggota parlemen pada Sabtu. Quang kemudian dilantik dan bersumpah setia kepada partai dan rakyat Vietnam.
 
Salah satu tugas yang akan diemban Quang dalam waktu dekat adalah bertemu dengan Presiden AS, Barack Obama pada Mei mendatang. 
 
Kunjungan Obama merupakan kunjungan pertama presiden AS ke Vietnam dalam satu dekade terakhir. Kunjungan obama juga bertepatan dengan memburuknya hubungan Hanoi dengan sekutu komunisnya, China, terkait soal klaim China di Laut China Selatan.
 
"Para pemimpin partai dapat melihat pemilihan Quang sebagai pilihan yang aman karena latar belakangnya [di bidang] keamanan publik, dan bahwa dia akan mampu melindungi rezim ketika partai mendapatkan tekanan yang meningkat untuk melakukan perubahan politik," kata Le Hong Hiep, pakar politik dari ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura.
 
cnn/ rrn