Jakarta (RRN) - Tawa adalah ungkapan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan mengeluarkan suara pelan, sedang, maupun keras melalui alat ucap. Selama ini yang kita tahu, kan, manusia yang tertawa. Kalau hewan bisa tertawa nggak?
Ternyata, hewan memiliki kebiasaan yang sama dengan manusia yaitu tertawa. Penelitian yang dilakukan pada anjing, tikus, simpanse dan monyet lainnya menunjukkan bahwa mereka mengeluarkan suara yang unik saat mereka senang.
Tawa hewan setidaknya sudah diteliti dari tahun 1872, seperti oleh Charles Darwin dalam bukunya “The Expression of Emotions in Man and Animals”. Ia megamati simpanse serta kera lainnya dan menemukan respons seperti tertawa ketika bermain atau digelitiki.
Penelitian serupa dilakukan oleh Dr. Marina Davila Ross dari Universitas Portsmouth. Dia bilang suara ini mirip dengan tawa manusia. Penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan tertawa diwariskan dari evolusi primata selama 10 hingga 16 juta tahun lalu.
Hewan bereaksi ketika sedang digelitiki dan suara ini berhubungan dengan kesenangan. Hal ini terlihat saat Jaak Panskepp, psikolog dan ahli saraf di Washington State University di Pullman, menggelitiki tikus dan hewan ini membuat suara decit yang sama seperti ketika sedang bermain.
Panskepp dan tim menemukan bahwa sirkuit otak yang bertanggung jawab pada tawa tikus ini bisa digunakan untuk mempelajari emosi manusia. Penelitiannya ini bahkan telah membantu pembuatan disebut GLYX-13 untuk memerangi depresi pada manusia.
Tidak hanya primata dan tikus, hasil penelitian tahun 2001 oleh seorang peneliti tingkah laku hewan bernama Patricia Simonet menunjukkan, anjing juga mengeluarkan suara unik ketika ia sedang bermain.
Suara ini adalah menggeram, merengek, terengah-engah dan menggonggong. Ketika dianalisis pada spektrograf, yaitu alat untuk mengukur gelombang suara, suara unik yang disebut sebagai anjing tertawa terlihat pada spektogram dengan grafik tajam-tajam, sedangkan suara terengah-engah terpantau datar.
Jangan sedih kalau kalian nggak pernah sadar kalau anjing tertawa, karena tawa mereka penuh nafas, lebih mirip terengah-engah dibandingkan terbahak-bahak.
ded cnn/ rrn