DUMAI (RRN) - DAMPAK dari kemarau panjang mulai dirasakan sebagian masyarakat Dumai, warga mulai mengeluhkan karena debit air tanah berkurang dan sesekali mengering.
Lisa salah seorang warga mengaku, telah sepekan debit air sumur di rumahnya mengecil.Saat ini berusaha untuk memperdalam sumur air tanahnya supaya dapat menyedot air lebih banyak.Ini karena sekitar sebulan lalu Dumai tidak diguyur hujan.
Akibat kekeringan tersebut dia terpaksa melakukan penghematan, serta membeli air bersih Rp3 ribu/jerigen.“Dalam sehari, butuh 5 jerigen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga pengeluaran semakin membengkak karena harus merogoh kantong Rp15 ribu per hari.Parahnya setakat ini belum ada respon dari Pemko Dumai untuk menggelar operasi air bersih untuk warga yang membutuhkan air,”tuturnya.
Dampak kemarau panjang itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Saat ini suhu panas di Kota Dumai sudah mencapai beberapa derajat Celcius. Itu makanya BPBD memberikan imbauan, karena akan mudah terjadi kebakaran. Apalagi terkait Kebakaran Lahan dan hutan. Walaupun setakat ini, Dumai nihil titik Api, dan kabuat asap ini merupakan kiriman dari daerah lain.
Karena itu, warga jangan sampai membakar sampah sembarangan, membuang puntung rokok sembarangan, karena cuaca panas, dan kering sangat mudah api untuk menyala. “Masyarakat supaya jangan membakar perkebunan atau semak-semak.Selain itu saya harap, masyarakat yang ingin meninggalkan rumah dengan waktu lama supaya memadamkan listrik.Karena kebakaran sering terjadi akibat kosleting listrik,” imbuhnya. (wan/fn)