BEIJING (RRN) - Para pemimpin Tiongkok diperkirakan tidak akan menanggapi secara terbuka klaim wilayah yang bertentangan, dalam pertemuan informal para menteri pertahanan dari ke-10 negara anggota ASEAN.
Menteri Pertahanan Tiongkok mendesak dilanjutkannya upaya untuk mengamankan kestabilan dan perdamaian kawasan. Namun dia tetap menghindari pembicaraan mengenai sengketa wilayah yang kontroversial hari Jumat (16/10/2015) ketika Beijing menjamu pertemuan para pemimpin pertahanan negara-negara Asia Tenggara.
Beberapa negara ASEAN, terutama Filipina dan Vietnam, mempunyai klaim wilayah yang tumpang tindih dengan Tiongkok di Laut China Selatan, tetapi Beijing enggan menggunakan forum tersebut untuk membicarakan hal itu. Demikian diberitakan VOA Indonesia, Sabtu (17/10/2015).
Menteri Pertahanan Tiongkok Chang Wanquan tidak menyebut sengketa itu dalam pidato pembukaannya, tetapi menyerukan negara-negara Asia Tenggara agar mengusahakan hubungan yang lebih baik dan usaha yang lebih besar untuk menghadapi tantangan keamanan, seperti terorisme.
Menhan Chang sebelummnya mengajukan tawaran untuk latihan perang bersama pengklaim lainnya. Menurut Menhan Tiongkok Chang Wanquan, latihan perang ini ditujukan untuk penyelamatan maritim dan penanggulangan bencana.
Bagi Chang, Latihan perang ini akan menjadi salah satu cara untuk memecahkan perselisihan bersama dan mengendalikan risiko.
Selama ini, Tiongkok melakukan militerisasi dan secara ilegal memperluas wilayahnya maritimnya. Salah satu ulah Tiongkok adalah melakukan reklamasi di sekitar gugusan karangnya.
Negeri Tirai Bambu bahkan membangun bandara udara dan membentuk struktur di atasnya. Amerika Serikat (AS) mendesak Tiongkok untuk menghentikan aktivitas itu. (mtvn)