Bebas dari Taliban, Toko-toko di Kunduz Kembali Buka

Administrator - Kamis, 08 Oktober 2015 - 14:15:24 wib
Bebas dari Taliban, Toko-toko di Kunduz Kembali Buka

JAKARTA (RRN) - Untuk pertama kalinya sejak jatuh ke tangan pemberontak Taliban minggu lalu, toko-toko di pusat kota Kunduz, Afghanistan, kembali buka. Kepolisian dan warga setempat mengatakan pada Rabu (7/10), pasukan Afghanistan telah kembali merebut mayoritas wilayah di kota itu.

Mereka juga tidak lagi mendengar baku tembak seperti dalam delapan hari terakhir, dan dapat keluar rumah untuk membeli stok makanan hingga perang benar-benar usai.

Tentara melakukan pencarian dari rumah ke rumah demi mendesak Taliban keluar dari wilayah yang telah beberapa kali berpindah tangan antara Taliban dan Afghanistan itu.

"Pusat kota sudah normal," tutur seorang warga Kunduz, Abdul Ghafoor, sambil menambahkan bahwa akan butuh waktu lagi untuk pemulihan.

"Kota ini berbau sangat tidak enak dengan mayat-mayat di trotoar dan selokan. Pemerintah lokal harus melakukan sesuatu,” keluhnya.
•    
"Akan butuh waktu lama bagi kota ini untuk kembali normal," kata Abdullah, warga Kunduz lainnya. "Orang-orang masih sangat takut untuk keluar rumah."

Direbutnya kota berpenghuni 300 ribu orang itu oleh Taliban pekan lalu menjadi kemenangan terbesar kelompok militan itu dalam 14 tahun sejak 2001.

Pertempuran sempat memuncak seiring pasukan pemerintah—dibantu pasukan udara Amerika Serikat—yang terus menyisir militan Taliban keluar dari kota itu.

Sementara itu, pemerintah AS mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah militernya bertanggung jawab terhadap serangan udara yang menewaskan 22 orang di rumah sakit Afghanistan milik kelompok bantuan Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Doctors Without Borders, Sabtu lalu.

Di tempat lain, Kepala Badan Hak Asasi Manusia PBB menyebut penyerangan rumah sakit itu "tak dapat dimaafkan" dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Menurut militer AS, mereka melancarkan serangan udara di "sekitar" rumah sakit MSF demi menargetkan pemberontak Taliban yang menembaki personel mereka.

Tuduhan ini dibantah oleh MSF pada Minggu, menyatakan bahwa tak ada orang lain selain staf rumah sakit, pasien dan keluarga mereka yang berada di rumah sakit saat serangan udara AS dilancarkan.

Militer AS tidak mengaku membombardir rumah sakit itu. Konfirmasi apapun mengenai pertanggung jawaban AS terhadap kejadian itu akan membentur kebijakan Presiden Afghanistan, Ashraf Gani, yang tengah membangun kedekatan lebih dengan AS. (stu/fn)