Guru Wajib Mililki Skill Jurnalistik

Administrator - Rabu, 16 September 2015 - 11:11:02 wib
Guru Wajib Mililki Skill Jurnalistik

BENGKALIS (RRN) - Guru yang profesional tidak hanya mempu menguasai materi pembelajaran, tapi wajib memiliki keahlian di bidang jurnalistik. Dengan menguasi jurnalistik, maka seorang guru akan mampu membuat karya tulis ilmiah yang merangsang pemikiran untuk lebih kreatif dan inovatif.

Hal itu diungkapkan Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie diwakili Sekretaris Daerah H Burhanuddin saat membuka pembukaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) karya tulis ilmiah bagi para guru di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis angkatan pertama tahun anggaran 2015. Pembukaan pelatihan yang diikuti 40 peserta dari 8 kecamatan dan berlangsung 5 hari yang ditaja Badan Diklat Pegawai itu dilaksana Aula Badan Diklat Pegawai, Jalan Kelapapati Darat, Desa Kelapapati, Bengkalis, Selasa (15/9/2015).

Menurut Ahmad Syah, ada beberapa alas an mengapa seorang guru itu harus pandai menulis, tidak cuma pandai bicara? Pertama, dengan menulis, seorang guru dapat merangsang pemikirannya untuk kemudian melakukan inovasi-inovasi.

Kedua, imbuh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah Provinsi Riau ini, melalui kegiatan menulis dalam suatu bidang ilmu akan memungkinkan guru untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi. Dengan menulis, guru akan terbiasa menyerap sekaligus mengolah informasi.

Ketiga, sambung suami Hj Megasari Zam ini, melalui kegiatan menulis seorang guru akan terlatih untuk dapat memecahkan beberapa masalah sekaligus. Hal ini tentu penting dimiliki seorang guru, sebab guru selama ini kerap dianggap sosok yang serba bisa dalam memecahkan segala masalah yang dihadapi oleh muridnya, baik masalah materi ajar di sekolahan, maupun problem pribadi di rumah.

"Sedangakan keempat, melalui kegiatan menulis, sikap objektif seorang guru akan semakin terlatih. Sebab sikap objektif ini sangat penting dimiliki oleh guru karena ia adalah seorang pendidik atau ada yang menyebutnya sebagai 'kiblatnya' ilmu pengetahuan. Jika guru sudah tidak lagi objektif, maka runtuhlah suatu peradaban," papar Ahmad Syah.

Sementara Kepala Badan Diklat Pegawai H Tengku Zainuddin mengatakan ke-40 peserta Diklat tersebut berasal dari SMA dan SMK di Kecamatan Bengkalis masing-masing 15 orang dan 5 orang, Bantan 2 orang, Mandau 5 orang, Pinggir 4 orang, Bukit Batu 1 orang, Siak Kecil 2 orang, Rupat 3 orang,  dan Rupat Utara 2 orang.

Sedangkan narasumber  daridari Widyaisuara dari Pusat Pengembangan Profesi Pendidikan  Kementrian Pendidikan daan Kebudayaan di Jakarta, Lembanga Penjamin Mutu Pendidikan  (LPMP) Provinsi Riau dan Dosen (Asesor) dari Fakultaas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru. (rr/hrc)