RADARRIAUNET.COM: Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru di daerah melalui pelatihan-pelatihan maupun pemberian modal. Seperti yang dilakukan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Selama satu hari penuh pada Rabu (19/2/2020), Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih melakukan road show atau kunjungan ke sejumlah tempat untuk meninjau produk-produk unggulan yang ada di Kabupaten Tegal yakni industri komponen otomotif dan Sarung Goyor.
Road show bahkan dilakukan kolaborasi dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Sri Puguh Budi Utami.
Tempat pertama yang dikunjungi yakni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kabupaten Tegal dan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Darul Al Quran Islami, di Desa/Kecamatan Lebaksiu Gati menyampaikan pihaknya ikut menginiasi program suplai chain khusus untuk industri otomotif. Di dalam program itu yang paling penting penyediaan bahan bakunya.
"Untuk menyediakan komponen otomotif yang bagus, selain kualitas bahan bakunya bagus juga harus tersedia secara terus menerus," ujar Gati usai membuka Focus Group Discussion (FGD) Material Center di Hotel Prime Biz Tegal, sebelum road show dimulai.
Gati menuturkan untuk memenuhi bahan baku secara terus menerus maka dibangun material center di Kawasan Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kabupaten Tegal. Tujuannnya agar jika ada order yang datang bahan bakunya mudah diperoleh.
"Ini merupakan keberlanjutan dari pembangunan material center. Hari ini merupakan evaluasi dan penyusunan program kerjanya," ucap Gati.
Menurut Gati evaluasi pembangunan material center otomotif di Tegal cukup bagus. Sebab, sudah ada investor yang mau mengelola sekaligus ada industri besar yang bersedia menerima produksi berupa komponen otomotif, dengan catatan standarnya harus bagus dan ada terus menerus.
"Jadi, pasarnya sudah tersedia dan sudah ada industri otomotif besar yang menerima," terangnya.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Lembaga Pemasyarakatan(Lapas) Kabupaten Tegal dan (Ponpes) Tahfidz Darul Al Quran Islami di Desa/Kecamatan Lebaksiu. Di kedua tempat tersebut kedua Dirjen saling sinergi dan berkolaborasi mengangkat produk unggulan dari hasil karya narapidana dan para sanntri khususnya kerajinan Sarung Goyor.
Sarung Goyor dinilai memiliki potensi dan peluang bisnis yang bisa dihasilkan baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor terutama ke Timur Tenagh yang selama ini sudah berlangsung.
"Kami mendorong terbentuknya perjanjian kerjasama antara Lapas dan Industri Kecel Menengah (IKM) Fahaltex. Jadi Lapas menyiapkan tenaganya dan IKM Fahaltex memberikan fasilitas berupa bahan baku, mesin dan peralatan tenun," terang Gati
Untuk pemasaran Sarung Goyor yang diproduksi para warga binaan, Kemenperin juga mengarahkan agar bisa dilakukan secara online. Sedangkan untuk pemasaran offline, Kemenperin akan memfasilitasi agar produksi para warga binaan bisa diikutkan dalam ajang pameran.
"Kami memfasilitasi Lapas untuk melakukan Mou dengan perusahaan," tambahnya.
Sri Puguh Budi Utami mengapresiasi kegiatan di Lapas Kabupaten Tegal berupa kegiatan bimbingan teknis yang dilakukan kolaborasi dengan Dirjen IKMA . Bimbingan teknis untuk mendukung program yang sudah dideklarasikan. Yakni 38 ribu lebih warga binaan harus mendapatkan ketrampilan.
"Tentunya ini untuk mendukung program pemerintah SDM unggul maju. Beberapa tahun lalu produk unggulan narapidana sudah dipamerkan di Kemenperin," katanya.
Sri Puguh menuturkan produk yang dipamerkan produk produk hasil kerajinan warga binaan yang punya nilai ekonomi. Ketika dijual narapidana akan mendapat premi, sebagian diserahkan kepada negara sebagai penerimaan negara bukan pajak.
RR/MI