Teroris Majalengka Sempat Merancang Lab Peracikan Sabu

Administrator - Rabu, 30 November 2016 - 19:53:39 wib
Teroris Majalengka Sempat Merancang Lab Peracikan Sabu
Polisi menyebut Kelompok Rio Priatna Wibowo sempat berniat meracik sabu untuk dijual dan mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan aksi teror. Ant Pic/Cnni

RADARRIAUNET.COM: Polisi menyatakan terduga teroris yang diringkus di Majalengka, Rio Priatna Wibowo, sempat berniat membuat laboratorium untuk meracik narkotik jenis sabu di kediamannya di Desa Girimulya, Banjaran, Majalengka.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menyatakan rencananya Rio bersama rekan-rekannya Eep Saiful Bahri, Bahrain Agam, dan Hendra akan menjual sabu itu untuk mendanai aksi teror yang hendak mereka lakukan.

"Mereka sebenarnya ingin membuat laboratorium narkotik yaitu pembuatan sabu. Cita-citanya adalah sabu dijual kemudian mendapatkan uang untuk melakukan kegiatan aksi teror," kata Boy di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu (30/11).

Meski demikian, kata Boy, niat untuk meracik sabu itu batal di tengah jalan. Rio bersama rekannya mengubah fungsi laboratorium menjadi tempat peracikan bahan peledak.

Upaya komplotan Rio pun membuahkan hasil. Mereka sukses membuat bahan peledak RDX yang kecepatan ledaknya mencapai 8 ribu meter per detik dan TNT 7.

"Mereka akhirnya mengubah haluan pada Juni 2016, di mana pada akhirnya barang-barang itu mereka sudah persiapkan, hanya mereka belum dapatkan detonator. Jadi barang ini setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium forensik minus detonator," ujar Boy.

Boy mengatakan, barang-barang yang diracik menjadi bahan peledak berkekuatan tinggi itu awalnya dibeli di toko kimia di Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Boy menilai kelompok Rio merupakan kelompok yang kreatif, karena mampu menggunakan barang-barang biasa menjadi bahan peledak.

”Ada kutex yang untuk wanita, bisa jadi barang (peledak berbahaya),” tuturnya.

Menurut Boy, kelompok Rio rencananya akan melancarkan aksi teror di sejumlah daerah pada akhir tahun. Kelompok ini dipastikan Boy berbeda dengan tersangka teroris berbaiat pada ISIS yang menyusup pada demo 4 November.

Rio, 24 tahun, ditangkap di Majalengka, Rabu (23/11). Dia disebut pernah menimba ilmu pertanian di salah satu perguruan tinggi, namun tidak tamat.

Pada saat itulah, Rio mempelajari ilmu kimia. Dia mengaplikasikan ilmunya setelah mengenal paham radikal.

Densus 88 juga telah meringkus dua orang terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Rio. Dua orang tersebut adalah Bahrain Agam dan Saiful Bahri alias Abu Syifa. Keduanya diduga mendanai, memberi ide membuat bom, dan membeli bahan peledak.

Pada Senin (28/11), Densus 88 berhasil meringkus rekan Rio lainnya yang bernama Hendra alias Abu Pase. Ia ditangkap di lokasi pemancingan yang terletak di Jalan Ismaya Raya, Pondok Benda, Tangerang Selatan, Banten.

gil/cnni