RADARRIAUNET.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan terkejut dengan pernyataan yang disampaikan mantan Komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) Jawa Tengah, Sintong Panjaitan. Menurut Luhut, pernyataan Sintong membuka persepsi baru.
"Saya juga kaget dengan penjelasan Pak Sintong mengenai jumlah korban yang selama ini kita punya persepsi sepertinya korban itu dalam jumlah yang besar," kata Luhut sebelum meninggalkan Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (18/4).
Pernyataan Sintong ini bertolak belakang dengan sejarahwan dan peneliti tragedi 1965 memperkirakan jumlah korban yang terbunuh sekitar 500 ribu hingga satu juta orang di berbagai wilayah Jawa dan Bali.
Sintong menyampaikan keterangan saat memberi sambutan di Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 sedang berlangsung di Hotel Aryaduta, Jakarta. menyatakan tidak ada korban jiwa selama kurun waktu 1965-1966 di Jawa Tengah. Dia membantah adanya pembantaian massal dalam pengganyangan PKI kala itu.
"Jadi menurut saya ini pembohongan karena itu berhubungan dengan harga diri kami sebagai RPKAD," kata Sintong.
Di kesempatan lain, Luhut juga mengatakan, pemerintah tidak ada niat untuk meminta maaf atas Tragedi 1965. Namun penyelenggaraan simposium ini sebagai upaya pemerintah untuk menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia masa lalu, khususnya pada Tragedi 1965.
"Tidak ada pikiran ke situ jadi. Saya sudah jelaskan tadi pemerintah ingin selesaikan semua pelanggaran HAM," kata Luhut.
Luhut mengatakan, Tragedi 65 merupakan luka bangsa dan sejarah kelam yang harus dituntaskan. Dia menilai, pro dan kontra dalam pemyelesaian pelanggaran HAM pasti muncul di tengah masyarakat.
cnn/ alex