Membimbing Anak yang Beranjak Dewasa

Administrator - Selasa, 29 Maret 2016 - 17:09:21 wib
Membimbing Anak yang Beranjak Dewasa
Ilustrasi (Lisa F. Young/Thinkstock)
Jakarta (RRN) - "Orang tua biasanya kesulitan melepas kendali mereka terhadap anak," kata Dr. Jennifer Freed, seorang psikoterapis dan konselor pernikahan dan keluarga. Orang tua ikut campur bukan karena mereka berpikir anak yang berusia sekitar 17-25 tahun ini tidak mampu, melainkan karena khawatir dan berpikir bahwa mereka dapat membantu dengan berbagi pengalaman.
 
Sayangnya, orang tua masih sering memperlakukan anak sebagai anak-anak. Padahal membuat kesalahan sendiri itu seringkali ada bagusnya supaya mereka belajar dari hal tersebut. Sebab itu bagian dari proses pertumbuhan yang diperlukan seseorang. Jadi, bagaimana caranya kita membimbing anak yang beranjak dewasa tanpa jadi cerewet atau terlalu memerintah?
 
Hal ini bisa dimulai dengan menganggap anak sebagai teman yang berusia dewasa. Kalau tidak terpaksa, jangan memberi nasihat ketika ia tidak meminta. “Jika Anda bertindak sebagai orang yang lebih mengerti tentang apa yang anak lakukan ketika anak beranjak dewasa, ia akan merasa dirinya diremehkan,” kata Freed.
 
Berdiskusilah dan saling bertukar pikiran. Bukan menentukan pilihan untuknya. Ketika ia meminta saran, baru Anda keluarkan kata-kata bijak. Arahkan ia untuk bersikap profesional ketika memiliki masalah, baik itu keuangan, karier, atau yang lainnya. Ini menunjukkannya bagaimana cara menemukan jawaban.
 
Jangan tersinggung jika ia tidak mengikuti saran Anda, karena Anda mungkin hanya salah satu dari banyak orang yang ia mintai saran. Kemudian, meskipun Anda tergoda untuk ingin membantu anak secara finansial, ia harus belajar bagaimana mengelola uang untuk dirinya sendiri.
 
Misalnya ketika ia mengeluh ingin ikut temannya liburan ke suatu tempat dan Anda langsung memberinya uang, ia tidak belajar bagaimana cara menabung dan mengatur uangnya. Anda boleh membantunya, tapi akan lebih baik jika Anda bersama anak mengatur rencana keuangan dan anak turut menabung untuk mencapai tujuannya.
 
Dan ketika anak tidak tinggal bersama orang tua lagi, jangan lupa diskusikan dengan anak seberapa sering akan berkontak. Apakah akan bertelepon setiap malam? Atau makan siang sebulan sekali setiap hari Minggu dengan semua anggota keluarga?
 
Bagaimanapun juga, Anda akan selalu menjadi orang tua baginya dan Anda ingin memastikan mereka tumbuh dengan sukses dan bahagia. 
 
ded cnn/ rrn