Pemerintah Dinilai tak Peka Terhadap Siswa Terdampak Asap

Administrator - Selasa, 27 Oktober 2015 - 12:56:40 wib
Pemerintah Dinilai tak Peka Terhadap Siswa Terdampak Asap
FOTO: republikaonline

JAKARTA (RRN) - Bencana asap terus terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan membuat kegiatan belajar mengajar terganggu. Namun pemerintah dinilai tidak peka terhadap nasib para pelajar.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI, Retno Listyarti, ketidakpekaan pemerintah terlihat pada calon perserta Ujian Nasional (UN) yang berada di wilayah terdampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan.

“Karena sampai saat ini masih ada pelajar yang sekolah di beberapa wilayah terdampak asap,” ujar Retno saat diskusi tentang "Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Pendidikan" di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dilansir Republika.co.id, Ahad (25/10).

Berdasarkan hasil pantauan FSGI, siswa terpaksa menahan kabut asap untuk sekolah karena takut tidak naik kelas dan tidak lulus. Di sejumlah wilayah, masih banyak pihak sekolah yang menjalankan kegiatnnya dengan normal dan siswa tidak mau diajak pindah atau dievakuasi.

Mengenai kondisi guru, Retno menyebutkan, para guru mengaku diminta untuk melampirkan tugas siswa beserta agenda yang ditandatangani guru dan siswa selama belajar di rumah. Kalau tidak melakukan itu, Tunjangan Profesi Guru (TPG) mereka terancam tidak dicairkan.

Menanggapi itu, Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan menyatakan sekolah yang Indeks Standar Polusi Udara (ISPU)-nya di atas 200 tidak diperkenankan melakukan kegiatan belajar.  Perintah ini diperuntukkan bagi seluruh siswa di berbagai tingkatan sekolah.

"Jika bencana asap terus berlanjut, maka akan ada penambahan fasilitas untuk udara terbebas asap di ruang kelas," ujar Anies.

Menurut Anies, lokasi kegiatan belajar mengajar bisa memanfaatkan fasilitas yang aman selama bencana asap. Ia menyebut gedung Pemda yang fasilitas udaranya cukup baik bisa digunakan juga. Pengaturan ini bisa dilakukan dengan koordinasi antara dinas pendidikan setempat dan kepala sekolah.

Mengenai kalender akademik, Anies menegaskan, kegiatan belajar di lokasi terdampak bencana asap akan disesuaikan lagi mengingat banyaknya jumlah libur yang diambil. Dengan kata lain, materi dan bobot ujian nanti disesuaikan juga. Untuk penundaan ujian, Anies mengatakan belum bisa memastikan. Hal ini karena harus melihat jumlah libur dan belajar efektif yang mereka lakukan selama ini.

Selain itu, Anies juga sudah berdiskusi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ihwal bahan ujian siswa yang akan masuk perguruan tinggi. Menurut dia, bahan ujian akan disesuaikan dengan melihat jumlah materi yang ditinggalkan.

Soal Tunjangan Profesi Guru (TPG), Mantan Rektor Universitas Paramadina mengakui banyak sekolah yang memaksa masuk sekolah karena gurunya takut jam mengajarnya berkurang. Dengan demikian, para guru pun takut kehilangan TPG.

Dia pun menegaskan tidak ada pengurangan TPG sama sekali untuk para guru di lokasi bencana asap. TPG mereka, lanjut dia, akan dibayar penuh. (rr/rol)