JAKARTA (RRN) - Tiga tahun lalu, Korea Utara meluncurkan satelit yang mengitari bumi setiap 95 menit dengan ketinggian 540 kilometer ke luar angkasa. Namun, kini orbit satelit tersebut dikabarkan rusak.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (27/9), tak pernah ada sinyal terdeteksi dari bongkahan baja seberat 100 kilogram yang dikabarkan dilengkapi dengan kamera untuk mengirimkan citra ke Pyongyang tersebut.
Peluncuran satelit pada Desember 2012 tersebut dianggap sukses setelah sebelumnya beberapa percobaan pada tahun itu gagal. Peristiwa yang dianggap sangat mempermalukan Kim sebagai pemimpin baru setelah menggantikan ayahnya.
Ketika banyak orang mengapresiasi peluncuran satelit tersebut, seorang ahli ruang angkasa dari Jerman, Markus Schiler, dalam sebuah analisis pada 2013 mengatakan, misi tersebut sangat lemah dan bukan hal baru.
"Tak ada hal terjadi selama setahun belakangan yang mengubah penilaian saya. Kebanyakan aktivitas masih terlihat lebih dimotivasi oleh alasan politik ketimbang alasan teknis," ujar Schiler.
Namun, Korut berencana untuk mengirimkan satelit lain bulan depan, membuat dunia kian cemas akan kemungkinan negara pimpinan Kim Jong Un tersebut benar-benar sedang menguji coba senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yun Byung-se, mengatakan bahwa rencana tersebut kemungkinan bakal dilaksanakan pada hari jadi ke-70 Partai Pekerja Korea Utara yang berkuasa. Menurutnya, peluncuran satelit ini merupakan percobaan rudal terselubung.
Korut kini sedang dijatuhi sanksi internasional akibat tes rudal dan nuklir. Amerika Serikat mengatakan, peluncuran satelit ini dapat berimbas pada ditambahkannya lebih banyak sanksi bagi Korut.
Membalas pernyataan AS, Korut mengaku bahwa program ruang angkasa ini adalah operasi damai dan segala percobaan untuk menghentikannya akan mencoreng kedaulatan bangsa.
Hingga kini, Kementerian Pertahanan Korsel belum mendeteksi tanda-tanda persiapan peluncuran satelit, setidaknya di radius 50 kilometer dari perbatasan China.
Diberitakan Reuters, meskipun teknologi kegunaan satelit juga ditemukan dalam rudal balistik, daya dorong dan kecepatan kendaraan peluncurnya berbeda.
Hulu ledak rudal juga harus didesain sedemikian rupa agar dapat menahan tekanan atmosfer. Kekuatan itu tidak dipertimbangkan ketika mengirimkan satelit ke ruang angkasa dan meninggalkannya di sana.
(stu/stu/fn)