RADARRIAUNET.COM: Memasuki bulan suci Ramadhan hingga mendekati hari raya Idul Fitri Tahun 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam menyiapkan persediaan bahan pangan.
Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriardi secara virtual saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Ketersediaan Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran".
Menurut Agung, Pemerintah telah berkomitmen menjaga dan kestabilan persediaan bahan pangan hingga lebaran.
"Stok persediaan pangan, khususnya bahan pokok jelang Ramadan dan Idulfitri 2021 aman, meskipun menghadapi lonjakan permintaan yang biasa terjadi di kondisi kedua hari besar umat muslim tersebut.
Stok bahan pokok dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Mei 2021 mendatang," papar Agung melalui keterangan tertulisnya yang diterima www.radarriaunet.com Selasa 13 April 2021.
Aung mengungkapkan, Badan Ketahanan Pangan Kemeterian Pertanian secara intensif memantau perkembangan harga, pasokan hingga stok pangan di lapangan, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Langkah ini dianggap penting agar penanganan dan antisipasi bisa segera dilakukan jika terjadi permasalahan pangan.
"Bahan pangan pokok menghadapi Ramadan tahun ini aman," tegasnya.
Untuk selanjutnya kata Agung, upaya bersifat koordinatif maupun aksi dilakukan untuk mendukung ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan.
"Salah satu dari serangkaian penanganan stok melalui beberapa kebijakan. Sejumlah bahan pokok dipastikan tersedia dan cukup sejak jauh hari sebelumnya, khususnya bahan pokok selama Ramadan dan Idulfitri," sebutnya.
Dengan begitu sambung Agung, kebutuhan masyarakat akan bahan pokok dapat mudah diperoleh berbagai lapisan masyarakat di seluruh nusantara.
"Kita lakukan berbagai upaya mengamankan bahan pangan pada beberapa bulan sebelumnya," imbuhnya.
Secara detail papar Agung, kebutuhan pokok telah dipersiapkan sejak jauh hari. Diantaranya jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, aneka cabai, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng dan gula pasir.
"Semuanya dalam kondisi secara nasional adalah mencukupi tidak perlu khawatir," paparnya.
Terkait kenaikan harga bahan pokok menurut Agung, pihaknya mengakui, adanya kenaikan sekitar 15 persen dari harga yang seharusnya. Kenaikan harga tersebut, biasanya hanya terjadi pada tiga hari pertama dan akhir bulan Ramadan atau menjelang Idul Fitri.
"Setelah dari kedua momentum di bulan Ramadan tersebut, harga kebutuhan bahan pokok akan kembali seperti semula. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap fenomena kenaikan harga yang terjadi," terang Agung.
Saat ini tambah Agung, beberapa bahan pokok yang disinyalir telah mengalami kenaikan harga yakni daging ayam berkisar antara 35 ribu per ekor dan telur mengalami kenaikan sekitar 24 ribu per kilogram. Semuanya akan kembali turun dalam beberapa hari ke depan.
"Memasuki bulan Ramadan akan kembali turun dan menjelang hari raya Idul Fitri pasti akan mengalami kenaikan. Kami selalu melihat bahwa kenaikan sekitar koefisien varian di bawah 15 persen itu bagi kami bagi kita semua merasa itu adalah wajar," pungkasnya.
Berdasarkan data Kementan terkait Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Pokok/Strategis Nasional pada bulan Januari hingga bulan Mei 2021, sebagian besar pasokan bahan pokok akan mengalami surplus.
Berdasarkan ini Kementan pun menjamin kecukupan bahan pokok. Ketersediaan bahan pokok, diantaranya beras mencapai 24,9 juta ton sementara kebutuhan sebesar 12,33 juta ton. Sehingga masih ada pasokan sebesar 13,57 juta ton hingga Mei 2021.
Kemudian prognosa ketersediaan Jagung sebesar 12,57 juta ton sedangkan kebutuhan 9,17 juta ton, sehingga neraca hingga Mei 3,4 juta ton. Ketersediaan kedelai 1,5 juta ton dan kebutuhan sebesar 1,3 juta ton.
Lalu ketersediaan bawang merah sebesar 444.713 ton dengan kebutuhan 416.660 ton. Bawang putih 406.691 dan kebutuhan 243.655 ton. Ketersediaan cabai besar sebesar 496.358 ton dan kebutuhan 432.129 ton. Ketersediaan cabai rawit 448.902 ton dan kebutuhan 392.747 ton.
Sementara prognosa ketersediaan daging ayam ras sebesar 1,53 juta ton dengan kebutuhan 1,33 juta ton. Lalu, Prognosa ketersediaan telur ayam ras sebesar 2,21 juta ton dan kebutuhan 2,14 juta ton.
Untuk gula pasir, perkiraan ketersediaannya sebesar 1,58 juta ton dan kebutuhan 1,21 juta ton. Minyak goreng, perkiraan ketersediaannya sebesar 2,67 juta ton dan kebutuhannya 2,19 juta ton.
RR/ABD