RADARRIAUNET.COM: Mengawali masa kerja pada tahun 2020 ini, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK berhasil melakukan dua Operasi Tangkap Tangan (OTT) secara beruntun, dengan sasaran dan tempat berbeda.
Pada hari ini, Rabu (8/1), KPK menangkap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dalam gelaran OTT di Jakarta. "Iya tadi siang KPK ada giat OTT kepada yang diduga seorang komisioner KPU berinisial WS," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron kepada wartawan, Rabu petang. Sementara sehari sebelumnya, KPK juga melakukan OTT terhadap Bupati Sidoarjo.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua KPK Firli Bahuri. Menurut Firli, KPK menangkap pemberi dan penerima suap dalam OTT tersebut. "Pemberi dan penerima suap kita tangkap. Komisioner KPU atas nama WS," ujar Firli.
Adapun informasi lebih lanjut terkait operasi tangkap tangan ini akan disampaikan lewat konferensi pers pada Kamis (9/1) hari ini.
Terkait penangkapan ini, KPU menyatakan bahwa pihaknya menunggu konfirmasi dari KPK. "Kami masih menunggu konfirmasi dari KPK," ucap Komisioner KPU Ilham Saputra.
Secara terpisah Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Arief Budiman menyatakan, prosesi pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang akan dilakukan secara serentak di 270 daerah tidak akan terganggu. Sekali pun saat ini salah satu komisioner KPU Wahyu Setiawan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT), Rabu (8/1.
“Pilkada tetap jalan sebagaimana tahapan yang sudah disusun,” kata Arief, di gedung KPK, seperti dilansir dari Kompas TV.
Wahyu, sebut Arief, bertugas pada divisi yang menangani sosialisasi dan partisipasi masyarakat. Meski ia ditangkap, Arief menyatakan, setiap divisi sudah memiliki pemimpin masing-masing yang melaksanakan tugas pokok masing-masing.
“Sudah ada setiap divisi ada wakil ketua divisinya. Nanti yang akan menjalankan tugasnya. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan,” ujarnya.
Selain Wahyu, KPK menangkap tiga orang lainnya dalam OTT tersebut. Menurut Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, Wahyu ditangkap KPK karena dugaan transaksi suap. "Kita melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap," kata Firli kepada Kompas.com.
OTT Bupati Sidoarjo
Sementara itu, sehari sebelumnya penyidik KPK juga melakukan Operasi Tangkap Tangan ( OTT) terhadap Bupati Sidoarjo Saiful Ilah pada Selasa (7/1) malam. Setelah tertangkap di Pendopo Sidoarjo, Saiful sempat menjalani pemeriksaan di Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Timur.
Dilansir Kompas.com, berikut fakta-fakta tertangkapnya Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yang berhasil dihimpun. Saiful terjaring OTT KPK setahun sebelum dirinya purnatugas. Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu diketahui telah bertugas selama dua periode sebagai Bupati Sidoarjo. Pria yang akrab disapa 'Abah Ipul' tersebut memenangkan Pilkada Sidoarjo tahun 2010. Ia kembali terpilih menjadi Bupati Sidoarjo periode 2016-2021 bersama wakilnya Nur Ahmad Syaifuddin.
Sebelum menjadi bupati dua periode, Saiful menjabat Wakil Bupati Sidoarjo selama dua periode mendampingi Win Hendrarso. Win sendiri diketahui terjerat kasus korupsi dana kas daerah saat memimpin Sidoarjo.
Menurut Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengemukakan, KPK telah lama menyadap Saiful hingga berujung OTT. Penyadapan, kata Alexander, dilakukan sebelum Dewan Pengawas KPK dilantik.
"Penyadapannya yang lama, sebelum pelantikan Dewan Pengawas itu kan, informasi yang (periode) sebelumnya, sudah lama," katanya.
Karena telah lama dilakukan, penyadapan Bupati Sidoarjo tidak berkaitan dengan Dewan Pengawas yang terbentuk akhir tahun 2019 lalu.
Saiful terjaring OTT KPK karena kasus korupsi pengadaan barang dan jasa. Hal itu disampaikan oleh Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri. "Benar, KPK telah mengamankan seorang kepala daerah dan beberapa pihak lainnya di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terkait pengadaan barang dan jasa," kata Ali.
Tak hanya Saiful, KPK juga menangkap kurang lebih enam orang yang terlibat dalam kasus korupsi itu. Beberapa di antaranya adalah pegawai pemkab Sidoarjo dan ajudan. Namun saat ditanya wartawan, Saiful mengaku tidak tahu-menahu. "Aku dewe enggak eruh, kok (Saya sendiri tidak tahu, kok)," kata Saiful usai keluar dari ruang penyidik Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Timur.
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, OTT KPK terhadap Saiful bekerja sama dengan Polda Jawa Timur. "Saat ini KPK kerja sama dengan Polda Jatim, untuk pemeriksaan awal dilaksanakan di Polda Jatim," kata Firli.
Usai ditangkap di Pendopo Sidoarjo, Saiful dibawa ke Direktorat Kriminal Khusus Mapolda Jawa Timur. Saiful diperiksa selama enam jam oleh penyidik. Setelah menjalani pemeriksaan, Saiful dan beberapa orang lainnya diterbangkan ke Jakarta pada Rabu (8/1/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.
RR/kps/zet