Jakarta: Ketua DPLN PDI-Perjuangan Arab Saudi Sharief Rachmat menyebut pernyataan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab soal upaya menyuap dari partai politik pengusung calon presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 kepada sejumlah ketua Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Arab Saudi sebagai fitnah.
Ia menyebut setidaknya ada tiga alasan bahwa tudingan Rizieq itu memiliki dasar argumentasi yang lemah.
"Tuduhan tersebut sangat tidak berdasar dan berujung kepada fitnah," kata dia, melalui keterangan tertulisnya, seperti sitat CNN Indonesia, Selasa (2/4/2019).
"Sebagai perwakilan partai politik, seperti PDI-Perjuangan, PKB, dan PSI, di Saudi Arabia yang juga merupakan pengusung Jokowi, kami tidak pernah diajarkan atau diarahkan oleh DPP Partai untuk berlaku curang, apalagi sampai harus menyuap panitia Pemilu," sambungnya.
Menurut dia, ada sejumlah alasan bahwa tudingan Rizieq itu tak berdasar. Pertama, Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Konsulat Jenderal RI Jeddah belum mempublikasikan nomor kontak Panitia Kotak Suara Keliling (TPS) di kota-kota kecil Arabi Saudi.
"Bagaimana bisa menghubungi mereka? Diperkenalkan saja belum apalagi mengetahui nomor kontaknya mereka," cetus Sharief.
Kedua, lumbung suara WNI yang tak terlalu besar di Arab Saudi dan, apalagi, di kota-kota kecilnya.
"Dibandingkan [DPTLN] negara Malaysia dan Hong Kong, jumlah DPTLN di Saudi Arabia tidak ada apa-apanya. Jadi kalau mau bermain curang, untuk apa jauh-jauh ke Saudi Arabia? Mendingan di Malaysia dan Hong Kong yang jumlah DPTLN-nya ratusan ribu," tutur dia.
"Kalau kita punya niat mau bermain curang, untuk apa di kota-kota kecil yang jumlah DPTLN-nya kecil? Mendingan di kota-kota besar," ia menambahkan.
Diketahui, DPTLN di Arab Saudi pada Pemilu 2019 tercatat lebih dari 60 ribu orang yang tersebar di 43 wilayah.
Ketiga, parpol di luar negeri mengalami keterbatasan dalam hal logistik. Walhasil, pihaknya lebih mengandalkan militansi kader lewat kampanye door to door dan urunan dana.
"Mau suap bagaimana, untuk penyediaan logistik saja perwakilan parpol dan relawan di Saudi Arabia bahu membahu patungan dari koceknya masing-masing?" aku Sharief.
Terlepas dari itu, pihaknya menyebut pernyataan Rizieq itu beralasan karena risau dengan dukungan terhadap Jokowi dari WNI yang bekerja di Arab Saudi.
"Mungkin itu hanya bentuk kekhawatiran beliau, melihat banyaknya dukungan pekerja migran Indonesia di Saudi Arabia kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Dan itu hal yang wajar, dikarenakan Pekerja Migran Indonesia di Saudi Arabia merasakan hasil kerja Pemerintahan Presiden Jokowi," tandas dia.
Sebelumnya, Rizieq mengaku mendapat informasi bahwa parpol pengusung Jokowi mengontak ketua-ketua TPS di kota-kota kecil di Arab Saudi dan menawarkan fasilitas.
"Di antara mereka ada yang ditelepon oleh beberapa pimpinan dari partai pengusung Jokowi, mereka ditawarkan sejumlah uang sejumlah fasilitas, dengan syarat kalau mereka mau apa yang mereka minta, yaitu seluruh kertas suara yang diperuntukan bagi WNI di kota-kota kecil di Saudi semua ditusuk, dicoblos hanya untuk Jokowi," urainya.
RRN/CNNI