Jakarta: Pemimpin kelompok militan Maute, Abdullah dan Omar Maute, mau melepaskan satu sandera pastor, Teresito “Chito” Suganob, dengan timbal balik pembebasan sejumlah kerabat mereka, termasuk sang ibu, yang ditangkap oleh militer.
Seorang sumber yang menjadi utusan untuk bertemu dengan Abdullah Maute mengatakan kepada Inquirer bahwa Chito masih dalam keadaan sehat setelah diculik bersama 200 warga sipil lain saat bentrokan pecah di Marawi pada 23 Mei lalu.
Maute bersaudara mau membebaskan Chito jika militer melepaskan sejumlah kerabat mereka, termasuk sang ayah, Cayamora, dan istri keduanya yang ditangkap di Davao pada 11 Juni lalu.
Dua hari kemudian, ibunda dari Maute bersaudara, Ominta "Farhana" Maute, juga diringkus aparat di Lanao del Sur.
Pada 18 Juni, Farida dan Al Jadid Romato, sepupu Maute bersaudara, juga kekasih dari Farida, Abdul Rahman Dimacula, juga ditahan di pelabuhan Kota Iloilo.
Selain membicarakan tawaran tukar tahanan tersebut, Maute bersaudara juga menekankan penolakan mereka bernegosiasi dengan pemerintah dan lebih memilih untuk berdiskusi bersama kelompok pemberontak MILF.
"Jika MILF ingin mengintervensi, mereka siap meninggalkan Marawi. Namun jika tidak, mereka harus siap bertempur sampai titik darah penghabisan," kata sumber tersebut kepada Inquirer.
Kelompok militan Maute sendiri tetap bertekad mempertahankan wilayah mereka di Marawi, meski sudah digempur habis-habisan oleh militer sejak 23 Mei lalu.
Bentrokan itu pecah ketika militer Filipina melancarkan operasi penangkapan Isnilon Hapilon, sosok yang disebut-sebut sebagai pemimpin ISIS di Asia Tenggara.
Tak lama setelah bentrokan pecah, Presiden Rodrigo Duterte langsung mendeklarasikan darurat militer. Sejak saat itu, terhitung ratusan orang tewas dalam pertempuran di Marawi, termasuk para militan, aparat, juga warga sipil.
Cnni/has