Belajar Dasar-Dasar Seni Peran Yuk

Administrator - Sabtu, 13 Mei 2017 - 17:25:27 wib
Belajar Dasar-Dasar Seni Peran Yuk
IIustrasi. Ryan.brownell Pic/commons.wikimedia.org/Cnni

Jakarta: Seni peran memberi makna pelajaran memanusiakan manusia (santun berakal budi) pada sikap peranannya. Ini berguna baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Jadi tidak hanya berguna di seni drama saja, di seni film, musik, kerja kreatif, eksak dan non-eksak.

Seni peran itu luas. Di seni hidup ada seni peran natural. Hal terpenting ilmu kesenian untuk pelajar guna mempelajari seni tradisi. Mengapa? Kultur nusantara, kini Indonesia. Lahir dari spirit tradisi-tradisi sebagai kontrol seni modern.

Teks ini dasar-dasar sederhana untuk pelajaran seni peran di seni drama mandiri/empiris. Bukan rujukan akademi.

Untuk adik dan kakak pelajar Sekolah Dasar, cobalah belajar seni peran di seni drama dolanan. Mengapa?

Seni drama jenis dolanan lebih tepat guna untuk pelajar Sekolah Dasar. Bermanfaat untuk melatih intelegensi belajar terapan visual. Seni tersebut lahir dari keinginan tradisi santun. Semisal membuat seni pantun dolanan dengan membawa properti visual matematika.

Untuk pelajar SMP, SMK/SMA kelas dua belajarlah Seni Peran. Untuk yang sudah kelas tiga fokus pada ujian akhir dulu ya. Juga untuk adik dan kakak SD, utamakan ulangan dan ujian akhir. Kegiatan ekstra disimpan dulu ya.

Baiklah. Mulai dari hal rujukan paling dasar-seni peran. Semisal, sejak balita hingga remaja, ada hal ihwal sederhana. Pernahkah merengek minta es krim atau bermain dengan kakak atau ngobrol penting dengan Ayah atau Bunda atau sahabatmu?

Coba di ingat-ingat. Bagaimana kejujuran perasaan menciptakan ekspresi, total kehidupan dalam tubuh berperan di pola spontan. Semisal. Masih ingat kalau dikau ngambek, ngakak, senda gurau bersama keluarga seperti apa?

Seni Peran, tidak terbatas pada ekspresi dan gestur tubuh. Mengapa? Ia melatih intelegensi, mengolah seluruh struktur kehidupan di tubuh. Sehat jasmani dan rohani. Bekal dasar seni peran, tari, drama dan rupa dolanan: Ruh dan tubuh, dasar dari hidup di kehidupan dan di realitas panggung.

Jadilah natural atau alami. Inilah dasar paling sederhana dari seni peran.

“Akh masa sih?” Coba di ingat-ingat deh. Kegiatan di dalam rumah (Scenery Stage Indoor) sejak bangun tidur-melakukan kegiatan sosial sehari-hari, sekolah, kerja, kuliah. Memakai baju, gosok gigi, minum, makan, ke kamar, ruang tamu, ruang makan, bercermin. Lantas naik kereta (Scenery Stage Outdoor). Aktivitas itu menunjukkan adegan berlangsung telah simultan sehari-hari.

Tubuh, berinteraksi dengan keluarga di rumah (Stage Scenery). Ada property, set property, kursi, meja, gelas, piring, buah-buahan, topi dan seterusnya. Hidup berlaku di peranan-peranan, berdialog dengan Ayah dan Bunda, serta anggota keluarga lain di rumah.

Ketika interaksi bahagia bersama keluarga di rumah, di ruang tamu, teras atau ruang makan terjadi jarak antara pemain, properti di ruang, itu block area/object. Ada dialog keluarga dengan berbagai keadaan. Kesatuan itu disebut beradegan alias scene.

Mengapa terasa adegan di rumah berjalan simultan. Sebab ruh, tubuh, ruang, set properti, properti telah saling memahami fungsi dan peranan masing-masing. Ketika kursi belajarmu di geser oleh kakak, tentu dikau hafal kursi itu telah berubah letaknya.

Intelegensi. Natural mengalir bersama naluri. Tubuh mengendalikan pikiran, simultan melaksanakan fungsi estetis peranan nyaris tanpa kesalahan. Mengapa? Terjadi totalitas pelajaran interaksi hidup saling bersentuhan di ruang dan benda-benda terus menerus.

Ketika latihan seni drama di ruang latihan. Kasus sederhana: “Jalan!” Diminta untuk jalan sesuai peran. Kadang sulit atau terasa berat “Gimana ya jalannya?” Kalimat itu perangkap awal dari personal sebagai calon pemeran.

Mengapa? Pikiran menguasai tubuh, tapi tidak mempelajari isi naskah secara utuh. Wajib memahami scenery (ruang dan waktu) dan peran-peran lainnya. “Akh nggak usah, Baca yang penting saja.” Sila. Boleh. Hasilnya akan mencapai seni peran permukaan saja. Tidak mencapai intelegensi personal dan peranan. Di seni drama kedua hal itu wajib dilatih.

Personal intelegensi, seperti adik belajar jalan hingga lari. Peranan intelegensi, seperti kakak belajar dari kelas nol hingga lulus perguruan tinggi, keduanya di seni drama seiring/sama persis, wajib mempelajari latar belakang naskah. Agar mudah melihat plot naskah (tujuan dan pesan cerita) sampai kepada penonton.

Kedua intelegensi itu seiring-sehati dan tidak boleh sombong. “Oh! Aku banyak ditulis media sudah dikenal publik. Main di grup drama terkenal pula.” Kesalahan fatal pertama. Mengapa? Nah loh. Katak terjebak dalam tempurung. Berakibat seni peran personal itu tidak lebih baik dan benar. Istilah umumnya tidak berkembang.

Di dalam seni peran di seni drama, di mulai dari mempelajari latar belakang penulisan naskah untuk memahami naskah, selanjutnya menuju lingkaran bedah naskah. Umumnya dilakukan bersama tim lengkap. Sutradara, pemeran lain, stage designer, costume designer, music director dan seterusnya. Tergantung seberapa rumit rencana pagelaran itu.

Mengapa bedah naskah. Mempelajari toleransi pemahaman tokoh dan peranan lainnya. Setelah melakukan riset, jika diperlukan. Ada hal tak bisa diriset: Bentuk surga dan neraka.

Riset bisa dilakukan dengan cara sederhana saja, semisal riset secara imajiner dan empiris; teks dan visual (data), mengamati lingkungan, pengalaman jalan-jalan, riset pustaka, tergantung pada kebutuhan personal calon pemeranan, semisal riset tentang: kebudayaan ilmu antara lain; Antropologi, psikologi, ekonomi, lingkungan, politik, industri dan banyak lagi ilmu kait berkait. Kontekstual seni peran menuju persiapan seorang calon pemain (aktor) untuk melengkapi intelegensi pustaka.

Tips sederhana mempelajari karakter Seni Peran di Seni Drama:
1). Mempelajari/Membaca naskah dengan baik dan benar. Memahami plot naskah (Script)
2). Mempelajari semua peran-peran lawan main dengan baik dan benar
3). Mempelajari latar belakang penulisan naskah. Ngobrol dengan penulis     naskah/sutradara
4). Deskripsi hasil riset. Dalam forum bedah naskah.
5). Menerapkan hasil riset pada peranan: Bentuk fisik (tubuh), suara, ekspresi,     gestur.
6). Mempelajari scenic design, stage properties, properties.
7). Mempelajari desain kostum, make up dan musik.
8). Mempelajari plot naskah (Script/plot): Epilogue, Scene (adegan), prologue.
9). Soliloquy, jika ada di naskah (pendalaman khusus).
10) Melatih vokal, dilarang teriak-teriak, bisa merusak pita suaramu. Cukup dengan     olahraga sama dengan melatih pernapasan (lari atau jalan cepat). Sehat jasmani     dan rohani.

Adik dan kakak, sementara sampai di sini dulu ya. Sampai jumpa berikutnya. Tetap utamakan tugas sekolah, izin Ayah dan Bunda, atau belajar bersama gurumu di sekolah, tetap melaksanakan kewajibanmu beribadah. Salam Indonesia Pintar.

Cnni/ded