Jakarta: Empat tersangka ditahan Kepolisian Malaysia atas pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un, Kim Jong-Nam, salah satunya WNI asal Banten Siti Aisyah. Jejak tujuh pria lain masih diburu.
Empat orang yang kini berstatus tersangka yakni Siti Aisyah, Doan Thi Huong, Ri Jong Chol dan Muhammad Farid bin Jalalludin.
Atas penahanan Aisyah, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi telah meminta akses ke pemerintah Malaysia agar kekonsuleran Indonesia bisa mendampingi Aisyah dalam kasus tersebut. Namun, Deputi Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PPRM) Inspektur Jenderal Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim menegaskan Siti Aisyah belum dapat ditemui karena masih menjalani serangkaian proses investigasi.
Selain 4 tersangka, Kepolisian Malaysia memburu 7 orang pria lainnya. Empat pria telah terindentifikasi dan 3 pria lainnya belum terindentifikasi. Para pria tersebut masih diburu.
Ada jejak 3 pria berusia antara 30 hingga 50 tahun diduga agen intelijen Korea Utara (Korut) yang tertangkap kamera. Ketiga pria itu diduga memperalat Siti Aisyah dan Doan Thi Huong untuk membunuh Kim Jong-Nam dan kemungkinan sudah kabur dari Malaysia. Mereka tertangkap kamera sempat berganti baju sebelum menuju terminal keberangkatan untuk mengejar penerbangannya.
Sementara itu, penyebab kematian Kim Jong-Nam terus diselidiki. Malaysia menyebut dibutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan toksikologi terhadap jenazah Jong-Nam.
Berikut fakta-faktanya seperti dikutip dari detik.com, Senin (20/2/17):
Deputi Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) Inspektur Jenderal Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim mengatakan Kepolisian Malaysia menetapkan Siti Aisyah sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Menurut Ibrahim, kebangsaan Aisyah yakni Indonesia dan profesinya disebutkan sebagai spa massage alias pemijat spa.
Siti Aisyah ditangkap disebut-sebut ditangkap polisi di sebuah hotel di Selangor, Malaysia. Dalam pernyataan resminya, Polisi Diraja Malaysia menyatakan Aisyah ditangkap pada 16 Februari 2017 pukul 02.00 waktu setempat, dua hari setelah Jong-Nam tewas. Sehari sebelumnya atau pada Rabu (15/2) pagi, seorang wanita berpaspor Vietnam atas nama Doan Thi Huong ditangkap di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) saat akan terbang ke Vietnam.
Hotel Flamingo by The Lake terletak di Jalan Hulu Kelang, Ampang Jaya, Selangor, hotel ini masuk kategori hotel bintang tiga atau empat.
Hotel dengan arsitektur ala Eropa itu, memiliki danau buatan sendiri. Sebagian kamar di hotel tersebut menghadap ke danau tersebut.Diberitakan media Malaysia, The Star, saat mendatangi hotel di Ampang pada Kamis (16/2) pukul 02.00 waktu setempat, personel kepolisian Malaysia langsung menggerebek salah satu kamar hotel yang ada di lantai tiga dan mendapati Siti Aisyah di dalamnya. Sumber kepolisian menyebut, Siti Aisyah tinggal di hotel itu seorang diri setelah kabur dari bandara.
Wanita berpaspor Vietnam atas nama Doan Thi Huong yang menjadi salah satu tersangka pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, tinggal berpindah-pindah hotel dan potong rambut sebelum melakukan aksinya. Perilakunya dinilai seperti agen intelijen.
Satu tersangka lainnya merupakan wanita Indonesia bernama Siti Aisyah (25) yang ditangkap pada Kamis (16/2) dini hari. Doan (25) dan Aisyah diduga menyerang Jong-Nam dengan cairan beracun di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), yang kemudian menewaskannya pada Senin (13/2) pagi.
Kepolisian Malaysia meyakini Doan sebagai pelaku yang menyergap Jong-Nam dari belakang dan memasukkan racun mematikan ke wajah kakak tiri Kim Jong-Un itu. Berbagai laporan media Malaysia menyebut Doan mengaku dirinya diperdaya untuk menyerang Jong-Nam, yang menurutnya hanya lelucon.
Selain Doan, Siti Aisyah juga dilaporkan mengaku dirinya diperdaya untuk mengerjai seorang pria yang ternyata Jong-Nam di KLIA. Kedua wanita itu diduga diperdaya oleh empat pria lain yang disebut polisi Malaysia, sebagai 'otak' di balik pembunuhan Jong-Nam. Satu pria di antaranya telah ditangkap.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/2/2017), staf dua hotel di dekat bandara yang sempat ditinggali Doan, menyebut perilaku wanita 28 tahun itu tergolong tenang dan berhati-hati. Saat kembali ke hotel pada hari pembunuhan Jong-Nam, raut wajah Doan tidak menunjukkan tanda-tanda stres atau tertekan.
Seorang penyidik swasta menuturkan kepada Reuters bahwa perilaku Doan menunjukkan pola perilaku seorang agen intelijen.
Doan diketahui menginap di hotel bintang dua Qlassic Hotel, Bandar Baru Salak Tinggi, Sepang, pada Sabtu (11/2) waktu setempat. Salah satu pegawai hotel yang enggan disebut namanya menyebut Doan tinggal di kamar dengan tarif paling murah, tanpa jendela.
"Saya ingat dia ingin memperpanjang masa tinggalnya di sini, dan siap untuk membayar dengan setumpuk yang tunai di tangannya," tutur salah satu petugas resepsionis staf Qlassic Hotel yang hanya menyebut namanya sebagai Sia.
Setelah semalam menginap, Doan kemudian pindah ke CityView Hotel. Dia datang dengan sebuah koper, tas ransel dan boneka beruang besar. Salah satu petugas resepsionis hotel menuturkan kepada Reuters, bahwa Doan berbicara Bahasa Inggris. Doan sempat meminjam gunting ke resepsionis pada malam hari sebelum pembunuhan terjadi. Keesokan harinya, petugas hotel menemukan potongan rambut di lantai dan keranjang sampah di dalam kamar Doan.
Tersangka keempat yang ditangkap atas pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un, Kim Jong-Nam merupakan seorang pria warga Korea Utara. Pria ini merupakan ahli di bidang kimia.
Seperti dilansir The Star, Minggu (19/2/2017), pria bernama Ri Jong-Chol itu berasal dari Pyongyang, Korut. Dia merupakan lulusan bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran dari sebuah universitas di Korea Utara pada tahun 2000.
10 tahun setelah lulus, Ri Jong-Chol terlibat dalam sebuah penelitian di sebuah pusat di Kolkata, India, sampai 2011.
Sumber mengatakan, Jong-Chol kemudian kembali ke Pyongyang sebelum ia mendapat tawaran dari sebuah perusahaan IT yang berbasis di Malaysia.
"Ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ia berada di belakang racun cair yang diyakini telah digunakan untuk membunuh Jong-Nam, sehingga penyelidikan masih berlangsung," kata sumber tersebut seperti dimuat oleh The Star.
"Dia juga sedang ditanyai tentang keberadaan tiga kaki (pria) lainnya, yang masih buron," tambah sumber itu.
Inspektur Jenderal Polisi dari Kepolisian Diraja Malaysia, Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan, tersangka berumur 47 tahun itu ditahan pada Jumat (17/2) pukul 09.50 waktu Malaysia.
"Berdasarkan i-KAD (kartu identitas) di tangannya, tersangka diidentifikasi lahir pada tanggal 6 Mei 1970, dan warga negara Republik Rakyat Demokratik Korea Utara (DPRK)," katanya dalam sebuah pernyataan .
Muhammad Farid Jalaluddin (26) yang merupakan kekasih Aisyah. Dia seorang pria Malaysia.
Sedangkan Farid disebut berstatus saksi, karena dia mengantarkan Aisyah ke persembunyiannya di Hotel Ampang usai penyerangan terjadi.
Namun tidak banyak informasi yang disampaikan kepolisian soal sosok Farid, selain hanya disebut sebagai saksi.
Tiga pria diduga agen intelijen Korea Utara (Korut) yang dianggap memperalat Siti Aisyah (25) dan Doan Thi Huong (29) untuk membunuh Kim Jong-Nam kemungkinan sudah kabur dari Malaysia. Mereka tertangkap kamera sempat berganti baju.
Berdasarkan CCTV Bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA), seperti dituturkan sumber pada The Star, Minggu (19/2/2017), ketiga pria Korut itu berusia antara 30 hingga 50 tahun. Mereka sempat berganti baju sebelum menuju terminal keberangkatan untuk mengejar penerbangannya.
Mereka diyakini menaiki penerbangan dengan tujuan negara tetangga tepat setelah 2 perempuan tersangka pembunuhan Kim Jong-Nam itu ditangkap polisi Malaysia.
"Tersangka itu memakai baju abu-abu, ungu dan hijau sebelum penyerangan terjadi. Bagaimanapun, setelah serangan itu, mereka pergi ke toilet dan berganti baju sebelum menuju terminal keberangkatan untuk boarding penerbangan mereka," demikian tutur sumber itu.
Tipuan itu mungkin telah dirancang untuk menghindari kejaran aparat hukum, sehingga 2 perempuan itulah yang ditahan Polisi Malaysia.
"Ini adalah kemungkinan-kemungkinan di mana 2 perempuan itulah yang terindikasi (membunuh Kim Jong-Nam), dan para pria Korut itu tidak terlihat segera setelah serangan terjadi," tuturnya.
Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) telah menahan 4 orang terkait pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un. 7 Orang lainnya sedang diburu.
Dari pemaparan Deputi Kepala PDRM Inspektur Jenderal Datuk Seri Noor Rashid Ibrahim dalam jumpa pers tentang rilis kasus pembunuhan Kim Jong-Nam di Markas PDRM, Bukit Aman, Selangor, Malaysia, Minggu (19/2/2017) siang ini, berikut 7 orang yang sedang dicari itu:
Ketujuh orang tersebut yakni Ring Ji Hyon (33) yang tiba di Malaysia 4 Februari 2017 dan keluar dari Malaysia 13 Februari 2017. Kedua, Hong So Hac (34) yang bersangkutan tiba di Malaysia 31 Januari 2017 dan keluar dari Malaysia 13 Februari 2017.
Ketiga, O Jong Gill (55) tiba di Malaysia 31 Januari 2017 dan keluar dari Malaysia 13 Februari 2017. Keempat, Ri Jae Nam (57) tiba di Malaysia 1 Februari 2017 dan keluar dari Malaysia 13 Februari 2017. Kelima, Ri Ji U. Sedangkan keenam dan ketujuh belum teridentifikasi. "Empat telah diidentifikasi dan meninggalkan Malaysia pada hari yang sama (di hari terjadinya pembunuhan). Tiga lainnya masih diinvestigasi," kata Ibrahim.
Otoritas Malaysia belum menyelesaikan laporan autopsi post-mortem terhadap jenazah Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un. Malaysia menyebut dibutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan toksikologi terhadap jenazah Jong-Nam.
Jong-Nam (46) tewas usai diserang dua pelaku di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada Senin (13/2) waktu setempat. CCTV bandara menunjukkan Jong-Nam disergap dari belakang dan disemprot cairan tak teridentifikasi yang akhirnya menewaskannya. Cairan itu diduga racun mematikan.
Sejauh ini otoritas Malaysia belum mengumumkan penyebab kematian Jong-Nam. Laporan toksikologi perlu dilakukan untuk mencari tahu kebenaran apakah Jong-Nam memang diracun. "Normalnya, dibutuhkan waktu dua minggu untuk mencari tahu penyebab kematian... Hingga kami menemukan sesuatu yang meyakinkan, kami tidak akan bisa merilis laporannya (ke publik)," tutur Menteri Kesehatan Malaysia, S Subramaniam, kepada AFP, Sabtu (18/2/2017).
Terkait proses autopsi jenazah Jong-Nam, otoritas Malaysia dan Korut sempat bersitegang. Hal ini terjadi setelah Korut meminta Malaysia tidak mengautopsi jenazah Jong-Nam dan segera menyerahkannya kepada mereka. Malaysia menolak permintaan itu dan menyatakan jenazah Jong-Nam tak akan diserahkan tanpa adanya sampel DNA untuk menyokong autopsi.
Merasa tersinggung karena ditolak, otoritas Korut melalui Dubes Kang Chol menuding Malaysia bersekongkol dengan musuh untuk menahan jenazah Jong-Nam demi kepentingan tertentu. Korut juga menegaskan akan menolak apapun hasil autopsi tersebut.
zet/dtc/the stars