RADARRIAUNET.COM: Pukul dua dini hari, gerombolan pria berpakaian sipil dan berompi hitam keluar dari arah kampung Luar Batang, Jakarta Utara. Mereka menenteng senjata penembak gas air mata. Wajahnya coreng moreng dilumuri pasta gigi.
Pria-pria bertubuh tegap ini kompak bersin. Mungkin, lantaran udara pagi masih terasa dingin. Atau, gas air mata. Maklum, amunisi itu berulang kali ditembakkan ke udara ketika kericuhan pecah di tengah demonstran anti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), calon petahana Gubernur DKI Jakarta.
Beberapa selongsong peluru sepanjang sepuluh sentimeter ditemukan di sekitar area kericuhan semalam, Jumat (4/11). Pecahan kaca, batu, kerikil, botol, hingga kayu berserakan di Jalan Raya Gedong Panjang. Sampah ikut menghiasi jalanan usai terjadinya bentrok.
Tepat di depan Masjid Jami Nurul Mubin, yakni di Jalan Raya Pluit Selatan, sepeda motor tergeletak hangus hanya bersisa rangka. Kendaraan roda dua itu diduga milik wartawan yang tengah meliput saat kerusuhan. Memang, selama ini, warga Luar Batang skeptis kepada awak media yang datang ke kampungnya.
Di seberang bangkai motor, sebuah toko bertuliskan huruf China di dindingnya ikut hancur dirusak massa. Bahkan, nyaris seluruh kaca toko Aneka Mesin itu pecah. Mobil water canon milik polisi sempat memadamkan api yang masih menyala di toko.
Sejumlah ruko yang berdiri sederetan dengan toko tersebut juga tak lepas dari amuk massa. Rata-rata kacanya pecah. Bahkan, sebuah toko waralaba Indomaret Gedong Panjang turut dijarah kelompok massa, setelah membuka paksa pintu toko.
Tak jauh dari sana, halte busway Transjakarta, Pakin, yang berada di pinggir jalan raya juga hancur. Separuh dinding kacanya pecah. Beberapa pot berisi pohon palm terseret ke tengah jalan.
Sementara, puluhan polisi berseragam lengkap tak kuasa menahan kantuk. Mereka tertidur pulas di tengah jalan beralas rompi. Tameng yang menjadi penangkis bentrokan bergeletakan di samping tidurnya.
Sejumlah personel TNI mengimbau masyarakat yang masih berkeliaran di sekitar lokasi kerusuhan untuk pulang ke rumah masing-masing. Hal itu dimaksudkan agar tidak memancing kembali suasana chaos.
Suasana kacau balau ini buah kerusuhan yang terjadi semalam. Aksi pengrusakan dan penjarahan di Luar Batang berlangsung usai unjuk rasa di depan Istana Negara pada Jumat (4/11). Aksi unjuk rasa yang menjelma menjadi kericuhan itu berlanjut ke tempat lain, Penjaringan dan Gedung MPR/DPR RI.
Di Luar Batang, massa yang mayoritas para remaja itu menyasar ruko milik keturunan China. Mereka mengaitkan aksi pengrusakan dengan kebencian terhadap Ahok.
Mereka yang merusak ruko mulanya berniat melakukan unjuk rasa di rumah Ahok, kawasan Pluit, Jakarta Utara. Namun, sayang, rencana tersebut dihadang aparat di tengah jalan. Kerusuhan pun pecah dan melebar di sekitar Luar Batang.
Orang-orang yang melakukan kerusuhan diburu pasukan kepolisian. Suasana semakin tegang ketika polisi menyemprotkan air dari mobil water canon dan menembakkan gas air mata ke arah massa. Dari arah sebaliknya, bom molotov juga dilempar ke barisan aparat.
Massa aksi tak terima dengan perlakuan aparat. Warga Luar Batang yang memendam kebencian dengan Ahok lantaran menjadi korban gusuran pun berontak. Mereka kemudian menghimpun kekuatan melawan balik aparat. Bentrokan pun tak terhindarkan.
"Ini gara-gara bela satu orang satu saja," papar seorang warga Luar Batang yang enggan disebut namanya.
Ratusan personel gabungan Polri dan TNI mulai membubarkan para pengunjuk rasa sekitar pukul 01.00 WIB. Tembakan gas air mata berkali-kali ditujukan ke arah massa beratribut pakaian putih dan berpeci.
Beberapa mobil polisi, bus brimob, dan truk tentara datang mengangkut tambahan personel TNI dan Polri. Polisi berkendara sepeda motor juga disertakan. Mereka membawa serta senjata laras panjang.
Aparat keamanan juga melakukan sweeping terhadap para perusak malam itu. Massa dibuat kocar kacir. Mobil ambulans tampak hilir mudik di sekitar lokasi bentrokan.
Malam itu, kerusuhan meluas di beberapa tempat usai aksi anti Ahok berakhir di Luar Batang. Demonstrasi yang sarat dengan kekacauan telah menyisakan korban luka dan sampah akibat pengrusakan.
Begitu pula lokasi unjuk rasa di depan Istana Negara. Sampah makanan dan minum, serta bekas pembakaran mobil dan ban berserakan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Ironisnya, bahkan banyak taman rusak diinjak-injak pedemo. Pembatas jalur busway pun ambruk.
Para petugas dari dinas kebersihan terpaksa bekerja ekstra usai kericuhan semalam. Mereka membersihkan jalanan hingga menjelang subuh. Tak sedikit pasukan oranye yang akhirnya kelelahan hingga tidur di trotar. Jakarta perlu kembali normal sebelum masyarakat beraktivitas seperti biasa di pagi hari.
bir/cnn