Kenapa Kasus Jessica Lebih Diekspos Berlebih daripada Kasus Penculikan WNI di Malaysia?

Administrator - Selasa, 25 Oktober 2016 - 13:52:17 wib
Kenapa Kasus Jessica Lebih Diekspos Berlebih daripada Kasus Penculikan WNI di Malaysia?
Jessica Kumala Wongso. skid
RADARRIAUNET.COM - Ada yang mengatakan sudah mendapat titik terang dan ada pula yang masih menganggap bahwa kasus Wayan Mirna Salihin yang tewas karena diduga dibunuh oleh Jessica Kumala Wongso masih abu-abu alias masih berputar-putar tak tentu ujungnya. 
 
Akan tetapi, kenapa pemberitaan kasus ini begitu menghebohkan bahkan banyak media yang mengulasnya sampai dibuat berseri-seri, seperti sebuah sekuel film layar lebar. Tentunya, selain mengejar rating karena kasus tersebut masih dianggap hangat dan memicu banyak orang yang ingin mengikuti kelanjutan kasusnya, kasus ini juga merupakan wahana sirkus dalam kancah permediaan nasional. 
 
Tentunya, bagi sebagian orang yang sudah merasa eneg atau jengah akan pemberitaan ini akan muak dan bosan jika secara terus menerus kasus tersebut ditayangkan. Bahkan, menurut banyak orang, tidak sedikit acara menarik dan penting lain yang justru kalah oleh pemberitaan kasus Jessica atau kasus Mirna ini, seperti salah satu contohnya adalah kembali diculiknya warga negara Indonesia di perairan Malaysia oleh sejumlah kelompok bersenjata.
 
Uniknya, justru berita penculikan tersebut tidak banyak dikupas atau diekspos besar-besaran oleh media-media besar maupun kecil di Tanah Air. Lantas, kenapa seperti ada ‘diskriminasi’ antara kedua jenis berita tersebut? 
 
1. Perubahan Dari Oplah Ke Page Views
Sebelum era teknologi berkembang seperti sekarang, banyak media yang mengukur tingkat oplah yang terjual sebagai bahan pemikiran produk media mereka laku atau tidak di pasaran, namun kini d mana era keterbukaan dan teknologi internet menjelma dan masuk ke segala lini, perhitungan oplah tidak lagi menjadi patokan, karena banyak banyak media yang mulai beralih ke media digital dengan mengedepankan sisi pemberitaan langsung dan cepat. 
 
Hanya sekadar untuk mengejar rating, maka media tidak segan-segan memblow-up suatu informasi, kasus atau berita yang dianggap sepele menjadi besar karena mereka memiliki corong lebih luas, panjang dan tentunya besar dibandingkan dengan informasi yang berasal dari mulut ke mulut. 
 
2. Pengejaran Rating
Tentu banyak media yang tidak ingin rating mereka jeblok atau turun karena hanya menayangkan berita-berita basi atau urang menarik saja. Dalam kedua kasus di atas, kasus Jessica dianggap lebih menarik karena dia ada di Indonesia dan kasusnya belum juga selesai. 
 
Ditambah lagi cara untuk membunuh Mirna adalah jenis baru yang jarang dilakukan di Tanah Air, sedangkan berita mengenai penculikan sudah kerap didengar oleh masyarakat Indonesia. Dikarenakan hal ini, jika publikasi mengenai penculikan yang lebih ditekankan, maka rating dapat dikhawatirkan menurun. 
 
3. Kontroversi Lebih Diminati
Bukan suatu hal yang dapat terbantahkan jika sebuah media lebih senang mengulas masalah kontroversi yang tak berkesudahan daripada yang sudah pasti. Dalam contoh dua kasus di atas, kasus Jessica lebih dipandang sebagai kontroversi karena pada dasarnya, dari kedua belah keluarga, Jessica dan Mirna, juga bukan siapa-siapa, namun sisi kontroversinya adalah penggunaan racun sebagai sarana pembunuhan.
Selain itu, ketidakselesaian kasus ini dalam jangka waktu lama justru lebih diminati, karena akan banyak hal yang dapat diulas dan diungkap. Sedangkan kasus penculikan WNI di Malaysia justru sudah dapat diketahui akhirnya, yaitu dibebaskan atau malah dibunuh oleh pihak penculik. 
 
 
Oleh: Lusi Pradana/ harian.online