RADARRIAUNET.COM - Hillary Clinton memaparkan strateginya dalam mengatasi konflik di Suriah dan mengalahkan militan ISIS dalam debat calon presiden Amerika Serikat, salah satunya adalah dengan mengincar Abu Bakar al-Baghdadi.
"Saya akan mengincar Baghdadi, seperti sebelumnya kami telah mengincar pemimpin Al-Qaidah," kata Clinton dalam debat melawan Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik di Missouri, Minggu malam (9/10).
Clinton menegaskan bahwa pemerintahannya nanti tidak akan menurunkan pasukan darat di Suriah, seperti halnya yang mereka lakukan di Irak dan Afghanistan. Menurut Clinton, penurunan pasukan darat akan menjadi sebuah kesalahan besar.
Selain itu, dia juga menyatakan akan mempersenjatai suku Kurdi. "Kurdi telah menjadi mitra terbaik kita di Suriah dan juga Irak," ujar Clinton.
Menurut Clinton, situasi di Suriah saat ini adalah bencana. Hal ini terjadi berkat rezim Assad yang terus bertahan dengan bantuan dari Iran dan Suriah. Aleppo yang menjadi salah satu fokus peperangan saat ini dalam keadaan meradang, anak-anak dan wanita menjadi korban.
"Rusia tidak ingin mengalahkan ISIS, tapi mempertahankan rezim Assad," ujar Clinton seraya mengatakan bahwa solusi mengatasi konflik Suriah adalah menindak tegas Rusia.
Berbeda dengan Clinton, Trump mengatakan bahwa Rusia telah unggul dalam pertahanan dibanding AS. Pemerintahan Obama, kata Trump, telah mengambil berbagai kebijakan yang salah, salah satunya dalam menggulingkan Moammar Gaddafi di Libya yang membuat negara itu kini dalam krisis.
"Saya tidak suka Assad, tapi dia membunuh ISIS. Iran membunuh ISIS, Rusia membunuh ISIS, tapi mereka berjalan bersama karena kebijakan luar negeri kita yang lemah," tegas Trump.
Trump mengklaim dirinya telah didukung oleh para petinggi militer. "Ada 200 jenderal dan laksamana yang mendukung saya, 21 peraih medali perang," ujar Trump.
cnn/fn/radarriaunet.com