RADARRIAUNET.COM - Habitat harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) terancam aktivitas perburuan. Hal ini terlihat dengan ditemukannya seling baja yang biasa digunakan untuk menjerat harimau.
Terancamnya harimau Sumatera dengan masih adanya aktivitas perburuan di TNBT ini disampaikan Yunus pengurus Pusat Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) kepada wartawan, Jumat (30/9/16) mengatakan, sejak 2016 ini saja tim PKHS yang melakukan patroli rutin menemukan empat unit seling baja yang biasa digunakan para pemburu untuk menjerat harimau.
"Saat ini aktivitas perburuan masih marak, hal ini terlihat dengan ditemukannya seling tebal yang diameternya sekitar satu centimeter. Sehingga kalau terjerat harimau Sumatera dipastikan tidak bisa bergerak," ujarnya.
Diungkapkanya, dengan masih maraknya perburuan terhadap harimau Sumatera ini maka pihaknya terus melakukan pengawasan, dengan patroli rutin bersama pihak polisi kehutanan dari TNBT. Dimana 12 orang petugas dibagi menjadi tiga tim untuk mengawasi kurang lebih sekitar 144 ribu hektar kawasan TNBT.
"Hanya saja selama patroli yang dilakukan belum pernah ditemukan adanya aktivitas perburuan selain seling baja tersebut. Pelaku perburuan masih belum jera dan satu-satunya cara preventif adalah dengan menangkap para pelaku itu," ungkapnya.
Ditambahkannya pada tahun 2004 pihaknya pernah menangkap enam orang tersangka pelaku penjualan kulit harimau Sumatera. Keseluruhan tersangka adalah penadah. Hanya saja pelaku perburuan masih belum jera untuk memburu harimau sumatera, tandasnya.
Sementara itu dari data pihak PKHS menyebutkan saat ini di lokasi TNBT sendiri ditemukan sekitar 46 hingga 52 ekor harimau Sumatera, jumlah itu berdasarkan data tahun 2014. Jumlah ini mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini bukan karena perkembangbiakan, namun karena masuknya harimau sumatera dari wilayah lain ke dalam wilayah TNBT.
"Hutan di sekitar lokasi TNBT sudah banyak yang rusak, sehingga harimau sumatera yang kehilangan habitatnya masuk ke wilayah TNBT," jelasnya.
rtc/radarriaunet.com