RADARRIAUNET.COM - Banjir yang melanda wilayah Louisiana, Amerika Serikat (AS), telah menewaskan tujuh orang. Sedangkan 30 ribu orang lainnya terpaksa dievakuasi ke kamp pengungsian, setelah sebagian besar wilayah selatan Lousiana terendam banjir.
Seperti dilansir media internasional, Selasa (16/8/2016), sejumlah area di wilayah Louisiana dilanda hujan deras dengan curah hujan mencapai 50 sentimeter sejak Kamis (11/8) pekan lalu. Hujan deras itu memicu banjir lumpur di wilayah Louisana bagian selatan.
"Wilayah kita sedang mengalami banjir bersejarah yang memecahkan rekor," sebut Gubernur Louisiana John Bel Edwards dalam pernyataannya.
"Ini masih berlangsung, ini belum berakhir. Kita tidak tahu kapan banjir ini akan surut, dan akan terus naik di beberapa area," imbuhnya.
Dituturkan Inspektur Kolonel Mike Edmonson dari Kepolisian Louisiana, kepada media, sekitar 30 ribu orang telah diselamatkan dan dievakuasi dari banjir. Salah satu yang diselamatkan adalah seorang nenek berusia 78 tahun yang menghabiskan waktu semalam di atas pohon, demi menghindari banjir.
Edmonson menambahkan, sekitar 14 ribu orang masih tinggal di kamp pengungsian, yang sebagian besar didirikan di Baton Rouge, ibu kota negara bagian Louisiana. Beberapa kamp pengungsian didirikan di kompleks studio film dan pusat hiburan setempat.
Hasil pemeriksaan otoritas setempat via helikopter pada Senin (15/8) malam, menunjukkan sebagian besar area Louisiana masih digenangi air. Air yang diwarnai lumpur menutup jalanan, area hutan dan hingga ke area permukiman warga. Sekitar 40 ribu rumah dan gedung bisnis tak mendapat aliran listrik.
Edmonson memastikan, tujuh orang tewas akibat banjir ini, tanpa menyebut lebih lanjut kronologinya. Dia hanya menyatakan, jumlah korban tewas masih bisa bertambah dalam beberapa hari ke depan.
"Begitu banjir surut, rumah-rumah yang tergenang air, kita akan mendatanginya satu persatu dan masuk ke dalam untuk memeriksa orang-orang yang mungkin ada di area tersebut," tutur Edmonson kepada awak media.
dtc/fn/radarriaunet.com