RADARRIAUNET.COM - Kontroversi Pokemon Go kembali menyerang lagi, kali ini di Kamboja, setelah orang-orang terlihat memainkannya di salah satu penjara yang terkenal paling mengerikan di negara itu.
Diperkirakan 15.000 tahanan diyakini disiksa sampai mati di Museum Genosida Tuol Sleng selama rezim Khmer Merah.
Para penyintas, atau mereka yang selamat dari rezim Khmer Merah mengatakan bermain game di wilayah yang sekarang terbuka untuk pengunjung itu, adalah sebuah penghinaan.
Pokemon Go diluncurkan di beberapa negara Asia Tenggara akhir pekan lalu. Permainan ini sebelumnya mencatat sukses besar di berbagai bagian dunia lain.
Rezim Khmer Merah, yang berkuasa tahun 1975-1979, menelan nyawa hingga dua juta orang, salah satu pembunuhan massal terburuk abad ke-20.
Foto-foto para korban yang dibawa ke penjara Tuol Sleng di Phnom Penh-juga dikenal sebagai S-21- sekarang dipamerkan di kamar tempat dulu mereka disiksa.
Di Suriah, orang juga bermain Pokemon Go, mencari monster di puing-puing peperangan yang mereka derita.
Otoritas kereta api Taiwan juga mengatakan mereka akan mengupayakan agar stasiun dan kereta dihapuskan dari permainan populer itu.
Di Thailand, Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional mengatakan bahwa mereka berencana untuk membuat tempat-tempat seperti kawasan istana kerajaan, kuil Buddha dan rumah sakit, terlarang bagi pemain Pokemon.
Di Indonesia, aparat pernah menangkap seorang warga Prancis yang masuk kawasan keamanan sensitif untuk bermain Pokemon. Muncul pula larangan bermain Pokemon di beberapa kawasan militer.
dtc/fn/radarriaunet.com